Bagian 10

2055 Kata
"Ash gue nitip berkas ini ya buat mas Arka" "Kenapa gak lie sendiri yang antar ?" "Gue abis ini ada meeting sama Jacko diluar" "Yaudah taruh di meja aja. Ntar gue kasih ke mas Arka" "Mas Arka bikin ribet aja. Kalau maunya dia masih jajan cewek diluaran sana bilang aja sih ke Dara. Lagian Dara juga tau kan pernikahan mereka cuman perjanjian bisnis. Bilang langsung aja sih ke Dara kalau dia gak bisa jaga hatinya cuman buat Dara" oceh Danish yang begitu panjang lebar didengar oleh Dara yang berada di depan pintu ruangan Asher Hati Dara begitu sakit ketika mendengar percakapan mereka. Berarti benar, lelaki yang ia lihat di jalan kapan hari bersama seorang wanita dan juga anak kecil adalah Arka. Dara yang tadinya ingin menemui Asher pun berbalik dan pergi seraya berjalan cepat menahan air matanya untuk tidak jatuh dihadapan banyak orang disana. Dara menaiki lift menuju lantai teratas. Dara menangis kencang di atap. Ia memukul dadanya yang sangat sesak. Entah apa yang sebenarnya ia harapkan dari pernikahannya dan Arka. Bukankah segalanya jelas hanya sebuah permainan. Bahkan Arka telah mengatakan di awal namun dirinya tidak bisa menahan rasa sakit yang tiba-tiba saja datang padanya. "Menangislah.. setelah ini berpura-pura lah kembali" ucap Asher yang tiba-tiba disamping Dara. Asher menahan tangan Dara begitu ia akan menghapus air matanya. Asher memeluk Dara dengan lembut ia juga mengusap kepala Dara. "Menangis saja selama kamu mau" ucap Asher kembali dan membiarkan air mata Dara membasahi bajunya. Asher membiarkan Dara meluapkan rasa sakitnya. Ia ingin membantu mengurangi beban dalam hati Dara. Asher mengulurkan tangannya di kedua pipi Dara. Asher mendongakan kepala Dara hingga bertatap langsung dengannya. "Masih ingin menangis ?" Tanya Arka digelengkan Dara dengan wajah merah dan acak-acakan akibat air matanya. "Sudah jangan ditangisi lagi. Aku tau ini menyakitkan untukmu. Aku akan memberitahumu sebagai teman" Asher mengusap sisa-sisa air mata Dara. "Tanamkan baik-baik pada dirimu. Pernikahan yang sedang kamu jalani hanya sebuah alat untuk mendorong perusahaan mu agar lebih kuat dan tangguh. Bahkan kamu tidak harus melayani mas Arka layaknya istri. Kamu juga tidak berhak menuntut diluar pekerjaan pada mas Arka. Lakukan segala hal yang ingin kamu lakukan. Sekalipun itu melakukan hal-hal sebagai remaja. Usia kita masih 22 tahun, kita berhak menjalani kehidupan sebagai remaja. Jangan terlalu terbebani dengan pekerjaanmu. Pekerjaan hanyalah suatu usaha untuk kamu bisa hidup mewah. Kamu sudah memiliki kemewahan itu hanya tinggal bersabarlah sedikit saja sampai perusahaan yang kamu miliki bisa berdiri sendiri dan kamu bisa lepas dari pernikahan bisnis ini" ujar Asher secara panjang lebar memberikan pengertian pada Dara "Kamu mengerti ?" Tanya Arka dianggukannya "Bisakah aku bertanya padamu ?" Tanya Dara dianggukan Asher "Apa mas Arka pergi dari rumah karena ada aku ?" Tanya Dara "Tidak" singkat Asher namun mendapatkan tatapan tidak mengenakan dari Dara "Baiklah aku akan jujur.. yahhh itu salah satunya" pasrah Asher "Bisa ceritakan padaku apa yang sedang kalian sembunyikan ?" Tanya Dara diiyakan Asher "Mas Arka sebenarnya tidak menyukai hubungan pernikahan. Dia tidak ingin seumur hidupnya terkekang oleh pernikahan. Dia merasa risih begitu status kalian berubah menjadi suami istri. Dia merasa kamu semakin asing dimatanya. Tetapi mas Arka merasa bersalah begitu menggandeng wanita lain namun dirinya juga tidak suka hanya bertahan pada satu wanita yaitu kamu" jelas Arka membuat Dara mengerutkan dahi dan bibirnya semakin merosot kebawah. Hatinya yablng terluka selalu memintanya meneteskan air mata. "Apa yang harus aku lakukan" gumam bingung Dara "Apa kamu mencintainya ?" Tanya Asher "Entahlah.. antara iya dan tidak" jawab Dara "Jika iya segera hapus itu sebelum semakin melukaimu.. jika tidak jangan sampai itu berubah jadi rasa cinta.. jangan sampai.. atau hatimu akan lebih terluka lagi" ujar Asher memeluk Dara kembali "Aku tau hatimu rapuh.. bahkan saat kita masih bersama kamu akan menangis karena aku memberi tumpangan pada teman wanita kita.. aku tau kamu mudah terluka.. maka segeralah menjadi kuat atau kamu akan semakin tertinggal dengan kita bertiga" ujar Asher yang masih memeluknya dan mengusap kepalanya Dara menarik kepalanya dari d**a Asher ia menatap Asher dengan cemberut perlahan menarik bibirnya keatas. "Berarti aku masih boleh cari cowok lain" Ce-tak "Auww" Dara mengeluh begitu sentilan dari Asher mendarat di jidatnya "Ternyata kamu masih tidak berubah.. selalu mencari pasangan lain saat sedang sakit hati" ujar Asher "Apa kamu tidak pernah dengar istilah rasa sakit yang diberikan orang lain hanya bisa disembuhkan oleh orang lain juga.. kah ?" Ucap Dara penuh penekanan "Ya.. ya.. ya.. terserah kamu sajalah" pasrah Asher Asher mengajak Dara duduk di lantai sembari menunggu bengkak di wajah Dara akibat tangisannya itu memudar. Kali ini mereka bercerita banyak hingga berjam-jam lamanya bahkan sampai langit menjadi gelap. Tiba-tiba petir menyambar dan gemuruh di langit menandakan akan turunnya hujan. "Ayo turun" ajak Asher dienggankan Dara "Kenapa ?" Bingung Asher Dara berdiri merentangkan tangan dan mendongak begitu air hujan mulai turun Dara berputar berteriak menghirup udara yang dibawa oleh hujan terasa segar untuknya "Gue lama gak hujan-hujanan kangen" ujar Dara seraya berteriak pada Asher yang berada beberapa langkah darinya Asher tersenyum lebar begitu Dara tersenyum dan tertawa bahagia. Asher mendekat pada Dara mengulurkan tangannya di rahang Dara ia menempelkan bibir mereka perlahan Dara menutup matanya meremas kedua rusuk Asher Ciuman mereka menjadi semakin agresif dan basah karena air hujan juga ludah mereka yang saling bertukar. Asher menuntun Dara hingga bersandar di tembok tanpa melepaskan ciumannya dan semakin memperdalam ciuman mereka. "Loe mau coba dibawah hujan gak ?" Celetuk Asher mendapat gebukan di dadanya "Otak loe masih sama.. mesum.. gila" sahut canda Dara "Tapi loe suka kan" canda Asher "Bukan suka.. cuman pernah suka" sinis Dara diseringai Asher yang langsung menggelitikinya Arka yang berdiri menyandar di pintu tangga hanya bergeming memperhatikan Dara dan Asher  saling kejar-kejaran dan tertawa bersama dibawah rintikan hujan yang cukup deras hingga membuat basah kuyup keduanya. Ting "Sumpah ini gak jelas banget di dalam rumah aja bisa basah kayak gini" ujar Dara seraya tertawa setelah keluar dari lift "Mas Arka.. sejak kapan disitu ?" Tanya Dara terkejut melihat Arka keluar dari kamar basecamp "Gak lama" singkat Arka "Kalian cepat mandi sana.. nanti masuk angin" ucap Arka sebelum pergi masuk ke kamarnya "Kok gak tanya yah kenapa kita bisa basah gini ?" Heran Dara "Bukannya mas Arka memang gitu.. sudah biarkan saja.. kamu buruan mandi sana aku juga mau mandi" hanya didehumkan Dara "Dar" panggil Asher membuatnya yang telah berada di depan pintu kamar menoleh "Mandi bareng mau gak" tawar canda Asher "Gila !! Ogah" sahut Dara langsung memasuki kamar dan menutupnya keras dan membuat Asher tertawa lepas "Menang banyak loe hari ini" celetuk Danish begitu Asher memasuki basecamp "Maksud loe" bingung Asher "Iya.. udah peluk-pelukan, hujan-hujanan pake ciuman juga lagi sama Dara" ujar Danish "Tau darimana ?" Bingung Asher duduk disampingnya "Tuh" tunjuk Danish seketika Arka memasuki basecamp "Loe liat mas ?" Tanya heran Asher "Lihat apa ?" Jawab Arka "Gue sama Dara di atap" tanya Asher "Lihat" singkat Arka "Terus ?" Tanya Asher yang penasaran "Apanya ?" Sahut Arka "Gak apa gitu ?" Heran Asher "Urusan kalian" singkat Arka meletakkan botol wine di meja dengan kerasnya "Loe pada mau minum gak ?" Tawar Arka digelengkan keduanya "Ini enak begok.. koleksi terbaru gue" ujar Arka tetap digelengkan keduanya "Loe pada minun gak ? Kalau gak mending pada balik kamar !!" Teriak Arka sontak membuat keduanya mengangguk "Gila gue takut ntar pagi ditemuin leher sama kepala udah pisah aja" bisik Asher pada Danish "Gue juga takut begok.. ntar dia salah sasaran ke gue gimana" balas bisik Danish "Loe berdua udah pada gila !! Perusahaan gue besar.. karyawan gue banyak siapa yang mau ngurus kalo loe pada mati dan gue dipenjara" sergah Arka yang mendengar ucapan kedua temannya itu "Ya kali aja loe kesamber jin" sahut Asher "Kalau lagi kesamber jin mending gue telepon cewek nyuruh dia kesini  daripada bunuh kalian berdua" jawab Arka kembali setelah ia menghabiskan beberapa sloki wine nya "Mas kenapa gak sekalian ditenggak aja itu dari botol kenapa harus pakai gelas sekecil itu gak akan selesai-selesai minumnya apalagi dari tadi itu wine-nya mas Arka nikmati sendiri" sahut kesal Asher begitu dirinya melihat Arka tak henti menuangkan wine di gelas dan diminumnya dengan sekali tenggakan "Bacot" kesalnya pergi meninggalkan Asher dan Danish "Lama-lama mas Arka jadi beneran aneh" ujar Danish "Bukan lama-lama.. tapi udah aneh" sahut Asher seraya menenggak wine Arka meninju samsak didepannya dengan emosi yang menggebu-gebu dan nafas beratnya. Ia sudah 30 menit di ruang fitness nya. Drrtt Drrtt "Hem" sahut Arka mengangkat panggilan dari Dara "Mas Arka masih di rumah kah ?" Tanya Dara diseberang "Iya.. ada apa ?" Jawabnya dengan ketus "Apa mas menyimpan berkas dari GoldenJay ? Aku menanyakan pada mas Danish dia bilang kau yang membawanya" Tanya Dara "Iya berkasnya ada padaku" "Bisa aku ambil sekarang ? Aku membutuhkannya" pinta Dara "Ambillah di kamarku" ujar Arka memutuskan panggilannya Tok tok tok Ceklek "Mas" panggil Dara memasuki kamar Arka dan memperhatikan setiap sudut kamarnya "Mana orang dia gak ada di kamar gini" gumam Dara Dara yang akan keluar sontak terkejut saat Arka tiba-tiba ada dibelakangnya "Duduklah di kasur akan aku ambilkan tapi setelah aku mandi" kata Arka dianggukannya Arka pergi untuk membersihkan diri dan tak lama ia keluar dari kamar mando hanya dengan balutan handuk di pinggangnya Dara yang terpukau dengan tubuh Arka bak roti sobek pun ternganga melihatnya. "Tutup mulutmu atau liur mu sebentar lagi netes" ujar Arka membangunkan Dara dan langsung merapatkan mulutnya yang terbuka "Ini" Arka memberikan lembaran berkas pada Dara "Thank you" ucap Dara beranjak dari kasur namun ditahan Arka "Why?" Bingung Dara Arka menahan tangan Dara keatas dengan cepat ia mencium bibir Dara dengan agresif hingga menjadi ciuman basah. Arka mendorong Dara hingga terbaring di atas kasur ia memperganas aksinya menjelajahi area sensitif Dara. Dara mengigit bibir bawahnya menahan erangan keluar dari mulutnya. "Ahm.. mas berhentilah kerjaan ku masih menunggu di kamar" mohon Dara menghindari ciuman Arka yang membabi buta "Please stop" pinta Dara sekali lagi namun tetap tidak dihiraukan Arka "Mas please stop !!" Teriak Dara menghentikan Arka. Arka menarik tubuhnya dari Dara. Ia berdiri dengan kesal pergi ke walk in closet dan Dara juga tak menghiraukan kemarahan Arka ia pergi kembali ke kamarnya. Dara terkejut begitu terdengar bantingan pintu kamar Arka namun ia terus sibuk dengan laptop juga berkas-berkas di kasurnya ---- Tok tok tok. "Mbak minggu depan saya mau ambil cuti. Sebelumnya saya sudah bilang ke mbak Dara" jelas Erna didehumkan Dara "Ini surat izin nya. Saya mau minta tanda tangan mbak Dara" kata Erna menyodorkan selembar kertas pada Dara dan langsung ditandatangani nya "Terimakasih" ucap Erna yang kemudian ia pergi dari ruangan Dara Tak lama kemudian Erna kembali keruangan Dara. Ia mengatakan bahwa Arka menolak surat cuti nya. Arka meminta untuk Dara sendiri lah yang mengantarkan surat tersebut padanya. Dara menghela nafas kasar begitu mendengar ucapan Erna. Ia yang sibuk dengan berkasnya langsung saja ditinggalkan nya dan beranjak pergi keruangan Arka. Tok tok tok "Mas ini surat cuti Erna. Tolong tandatangani untuk persetujuan" ujar Dara menyodorkan lembar kertas ditangannya pada Arka "Bisa lebih sopan gak ?!" Gertak Arka membuat Dara menatapnya dengan kesal Dara menarik bahunya dengan senyuman lebar ia kembali memohon pada Arka untuk menyetujui cuti yang diajukan Erna tersebut. Namun Arka bukannya mengiyakan ia justru menyahut kasar dan merobek kertas ditangan Dara. Dara yang terkejut menganga bingung dan kesal. Ia hanya bisa menarik nafas kasar juga mencoba menahan amarahnya. "Terserah loe apain aja itu kertas gue gak perduli.. gue bakalan tetep izinin Erna cuti" ujar kesal Dara berbalik membelakangi Arka namun begitu Arka menggebrak mejanya Dara terjingkat hingga kesusahan menelan ludah "Loe kira ini mainan ?!" Teriak Arka di balik Dara. Dara pun berbalik menatap Arka dengan amarahnya yang menggebu-gebu "Loe yang harusnya nyadar !! Ini hukan permainan !! Sejak kemarin loe seenaknya saja !! Loe kira gue boneka harus patuh sama aturan loe dan perintah loe !!" Geram balik Dara "Gue capek !! Gue nyerah !! Ambil aja tuh perusahaan semua saham yang gue punya juga !! Gue gak perduli !! Lebih baik miskin di jalan daripada makan hati tiap hari !!" Lanjut kesal Dara. Kemudian ia pergi meninggalkan ruangan Arka. Ia menancap gas mobilnya begitu kencang menyusuri jalanan yang panjang dengan air mata yang terus menetes. Dara menepikan mobilnya di jalanan sepi. Ia memukul keras kemudinya juga berteriak kencang. "b******k !! Gue begok udah beneran sayang loe !! Gue begok pernah jadi boneka loe !! Kalau nikah cuman nikah buat perusahaan kenapa harus gue ngelayanin loe b*****t !!" Teriak Dara tak hentinya ia mengumpat "Gue benci loe Arka Lesmana !! Benci sebenci-bencinya !!" Drrtt Drrtt Drrtt Drrtt Ponsel Dara terus bergetar namun tak ia hiraukan. Pesan juga panggilan masuk beberapa kali padanya bahkan tak ia lirik sama sekali. Dara kembali menancap gas mobilnya berhenti di sebuah hotel tempat biasa ia menginap saat sedang ingin menyendiri. Sebelum Dara tinggal di rumah Arka, ia sering sekali menginap di hotel yang tak jauh dari tempat kerjanya dulu. Dara selalu memesan satu kamar dengan kasur king size juga wine premium yang tersedia di hotel tersebut. Dara memutar gelas yang berisikan wine. Drrtt Drrtt Sekali lagi ponselnya bergetar dan ia pun menjawab panggilan tersebut dengan dehuman seraknya "Kau dimana ?" Tanya Asher diseberang "Tempat biasa" jawab Dara "Aku akan kesana.. jangan kemana-mana" ujar Asher "Memangnya aku akan kemana.. aku tidak memiliki tujuan saat ini" jelas Dara yang langsung menutup panggilannya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN