Bagian 11

2050 Kata
Tok tok tok Dara membuka pintu kamarnya dan begitu melihat Asher berada disana ia tersenyum simpul. "Loe masih tau aja tempat persembunyian gue" kata Dara "Apa yang gak gue tau soal loe. Kita pacaran 4 tahun. Itu cukup buat gue kenal loe" ujar Asher "Gila loe, cabut masih sempet bawa wine ke hotel" celetuk Asher melihat beberapa botol wine premium berjajar di meja "Loe mau ?" Tawar Dara yang tidak ditolak Asher "Loe tau kan kalau gue sebenernya juga minum kenapa waktu gue baru-baru di basecamp loe ajak Danish taruhan nyuruh gue minum." "Katanya loe tau semua tentang gue" sindir Dara "Gue tau loe banget. Loe bakalan minum kalau lagi ada masalah dan loe juga tau minuman yang bisa bikin loe mabuk cuman sekali tenggak apa aja. Gue pikir waktu itu loe bakalan nolak karena jaim taunya loe minum juga" jelas Asher menarik satu sudut bibirnya Dara menuangkan wine di gelas Asher dan menyodorkan gelasnya untuk chers. Dara menyeringai mendengar penjelasan Asher. "Kalian luar biasa" ujar Dara "Maksud loe ?" Bingung Asher "Pertemanan kalian luar biasa anehnya. Saling berbagi wanita seperti mainan" lirikan Dara yang begitu tajam membuat Asher tersenyum simpul "Apa yang buat Arka mainin gue ?" Dara menatap langsung Asher "Harta ? Gak mungkin. Dia memiliki lebih dari yang gue punya. Tapi kalau dia mau ambil punya gue, silahkan" lanjut Dara "Bukan. Ini semua karena om Ega" Asher menatap kedua mata Dara dengan dingin "Apa hubungannya sama om Ega ? Bahkan kalian belum pernah melihatnya" heran Dara "Istri om Ega mu itu kakak kandung mas Arka" begitu mendengarnya Dara bergeming "Gue ngerti apa yang dia mau" sahut Dara meletakkan gelasnya di meja "Dia gak cuman mau uang yang udah om Ega kasih buat gue. Dia juga mau menghancurkan gue" kata Dara dengan seringaian-nya "Yah.. dia sudah menghancurkan om Ega sebelum om Ega memberimu uang dan sekarang dia mengincar mu. Dia tau om Ega masih mengawasi mu karena om Ega lebih memilih mu daripada istrinya" jelas Asher "Lalu apa loe juga bagian dari rencananya" Dara bersandar di sofa mendongakan kepalanya dengan menghela nafas kasar "Gak, gue bahkan gak tau alasan dia minta gue untuk terus berteman sama loe dan mengajak loe bergabung di group kami. Setelah loe masuk ke perusahaan, gue sadar ada keganjalan dari dia. Gue cari tau sendiri waktu di Amerika. Magda kakaknya Arka disana, dia sering menemui Magda sejak itu gue tau semuanya" jelas Asher "Apa gue bisa percaya loe" Dara yang masih bersandar menoleh pada Asher dengan wajah lelahnya "Loe juga gak bisa percaya gue karena gue juga harus ikutin aturan dan perintah-nya. Kalau gue jauh dari jalurnya, perusahaan bokap gue jadi taruhan" ucap Asher membuat Dara tersenyum simpul "Tapi loe bisa artikan ucapan gue yang mengganjal buat loe. Gue bisa disamping loe" ujar lanjutnya Dara bangun dari sofa ia berdiri dihadapan Asher. Dara mengukung Asher yang duduk di sofa ia mendekat kan wajahnya hingga bertatapan langsung dengan Asher Asher menguluarkan tangan di rahang Dara ia menempelkan bibir mereka. Ciumannya menjadi semakin ganas dan basah. Ia berdiri membawa Dara ke ranjang. Asher mengukung Dara di bawahnya. Ia mencium telinga Dara turun ke lehernya. Asher melepaskan baju yang dikenakan Dara. Permainan mereka semakin liar dan agresif. ---- "Masih inget balik loe" sindir Arka begitu Dara berada di anak tangga menuju lantai 3 Dara tidak menghiraukan ucapan Arka dan lanjut menaiki anak tangga terakhir. Ia yang akan melewati Arka sontak ditahan Arka. "Gue ngomong sama loe b*****t !!" Teriak Arka begitu menggema memenuhi gedung "Kalau mas Arka mau aku pergi, aku akan membereskan barangku sekarang" ucap Dara menatap innocent pada Arka "Gue gak nyuruh loe pergi !! Gue gak akan izinin loe selangkah di depan pagar rumah ini" geram Arka mengeratkan giginya "Oke" singkat Dara mengibaskan tangannya melepaskan genggaman Arka Begitu Dara memasuki kamar ia merosotkan tubuhnya dibalik pintu. Ia menutup erat mulutnya menahan suara tangisan keluar dari mulutnya. Flashback On "Apa yang bisa buat gue bertahan dari ancaman Arka ?" "Loe gak boleh tunjukin kemarahan yang meledak didepannya. Dia akan semakin menyiksamu." Ujar Asher "Apa yang bisa membuat gue menang dari pertarungan ini" tanya Dara kembali "Anak.. dia akan lemah dengan seorang anak kecil" jelas Asher "Gak mungkin. Dia bahkan ngelarang gue minum obat peluntur" sergah Dara menyeringai "Dia lebih pintar dari yang loe bayangin. Dia benci membunuh anak kecil meski janin sekalipun. Tapi dia juga memiliki kewaspadaan yang luar biasa. Dia tau masa subur loe. Dia tau kapan harus berhubungan sama loe dan kapan dia harus menghindari seks sama loe." Tepis Asher "Loe inget saat dia hindari loe dan memilih tinggal di rumahnya yang lain. Karena dia tidak bisa menghindari keinginannya untuk berhubungan sama loe. Tapi dia tau saat itu tubuh loe lagi subur-subur nya. Dia cari pelampiasan" lanjut Asher "Tapi loe perlu tau. Loe bakalan dapetin hak asuh anak loe sepenuhnya kalau anak itu laki-laki tapi dia bakalan ambil hak asuh anak kalian kalau itu perempuan" "Gue ngerti harus gimana" ujar Dara menutup pembicaraan mereka. Dara memeluk Asher yang berbaring disampingnya. Asher membalas pelukan Dara serta mengusap rambut Dara. Flashback Off Dara sibuk dengan berkas di meja kerjanya. Begitu Danish memasuki ruangannya Dara meliriknya dengan innocent. "Ada apa ? Kenapa menatapku seperti itu ?" Heran Danish "Ada apa ?" Tanya balik Dara "Gue mau kasih berkas ini doang." Ujar Danish menyodorkan berkas pada Dara "Thank you. loe bisa taruh di meja gue" ujar Dara kembali menyibukan diri dengan berkasnya "Sial.. kenapa kerjaan gue makin ribet aja. Bisa gak kalian urusan rumah tangga jangan dibawa ke kerjaan" kesal Danish "Loe ngomong aja ke boss loe itu" kata Dara tanpa melihat Danish "Serah loe pada deh. Jangan sangkutin gue lagi. Gue mau balik rumah aja. Ntar kalau udah kelar urusan loe pada hubungi gue aja gue balik ke rumah ini lagi" ucap Danish yang kemudian meninggalkan ruangan Dara Tok tok tok "Mbak" sapa Erna memasuki ruangan Dara dan didehumkannya "Ehm mbak, untuk cuti saya bagaimana ? Karena acara ini penting untuk saya mbak" tanya Erna Dara menghela nafas kasar dan mengalihkan perhatiannya pada Erna, "iya kamu bisa ambil cuti" ujar Dara "Izin mas Arka bagaimana mbak ?" Tanya Erna yang ragu "Itu biar jadi urusan saya" "Kalau saya sampai dipecat bagaimana ?" "Tidak akan, aku yang menjamin" sergah Dara dianggukan Erna yang kemudian memberitahukan jadwal Dara selanjutnya "Mau kemana ?" Sergah Arka menahan Dara dan Erna yang akan memasuki mobil "Mbak Dara ada meeting di perusahaan Roundy, mas" jelas Erna menyahuti pertanyaan Arka "Untuk semua jadwal Dara di luar kantor dalam seminggu kedepan diambil alih oleh saya" ujar Arka "Dar kamu balik ke kantor" ucap Arka. Begitu mendengar perintah Arka Dara hanya tersenyum simpul. Dara menutup pintu mobil dan ia kembali ke ruang kerjanya dengan santainya "Er, kamu pergi sama saya" ucap Arka dianggukan Erna Dara yang merasa jenuh di ruang kerja pun pergi ke lantai teratas. "Tumben loe disini ?" Tanya Dara melihat Asher di pinggir balkon atap "Loe yang tumben kesini. Gue emang sering kesini sebelum loe" jelas Asher menghisap rokok dicapit jarinya "Sejak hari itu gue baru sadar tempat ternyaman dari bangunan ini yah balkon ini" jelas Dara menyandingi Asher "Kerjaan loe udah selesai ?" Digelengkan Dara "Terus ?" Bingung Asher "Kerjaan gue diambil alih mas Arka" jelasnya seraya melihat pemandangan kota dari atas "Enak dong" celetuk Asher Perhatian Dara langsung teralih pada Asher. Ia mengerutkan dahi bingung mendengar ucapan Asher "Enak loe gak usah capek-capek kerja" terang Asher membuat Dara tersenyum lebar "Loe bener juga. Ngapain gue malah pusing mikirin kerjaan. Toh gue gak terlalu peduli sama bisnis ini" ujar Dara menyahuti pernyataan Asher Ceklek "Dar" panggil Arka memasuki kamar Dara dan disahuti nya dengan dehuman Dara tidak memperhatikan Arka yang menghampiri dirinya. Dara masih sibuk dengan laptop dipangkuannya. "Maaf" Arka naik ke kasur disamping Dara "Maafin aku udah kasar sama kamu. Aku.." "Mas Arka gak perlu minta maaf." Sergah Dara tanpa menoleh pada Arka "Enggak Dar, aku salah sudah memperlakukan mu seperti itu. Seharusnya memang aku gak berhak menuntut lebih darimu. Aku terlalu berfikir telah memiliki mu sehingga keinginan ku terhadapmu sangat besar" jelas Arka diseringai Dara Dara bergeming sejenak dan kemudian menutup laptopnya. Ia mengalihkan perhatiannya pada Arka "Baiklah.. aku menerima maaf mu. Ayo kita mulai semuanya dari awal. Katakan yang kamu inginkan aku akan mengerti jika kamu memintanya nanti" ujar Dara "Apa kamu serius ?" Diiyakan Dara "Aku menginginkan hubungan ini seperti sebelumnya." Jelas Arka yang disetujui Dara langsung "Apa kau yakin ?" Tanya Arka diiyakan Dara "Terimakasih" ucap Arka yang langsung memeluk Dara "Aku akan mengikuti permainan mu. Jika kamu ingin menghancurkan perasaanku maka aku tidak akan menggunakan perasaan saat bermain. Aku tidak akan melepaskan perusahaan ku begitu saja. Ini bukan hal sulit untukku. Bahkan sebelumnya aku juga sudah menjadi penghancur hati orang maka sekarang aku tidak akan menjadi korbannya" batin Dara menyeringai di pelukan Arka Arka mengambil laptop dipangkuan Dara dan meletakkannya di meja sampingnya "sudah jangan bekerja terus, aku lelah ingin tidur lebih cepat" ujar Arka membenahi tidurnya dan hanya ditatap oleh Dara "Apa yang kamu pikirkan ? Ayo tidur" katanya diiyakan Dara yang ikut berbaring Pagi ini begitu Dara memasuki ruang staff nya terlihat beberapa staff nya tengah bergerombol samar ia mendengar namanya disebut Dara menghampiri mereka "Iya gue juga denger tadi mas Arka panggil nama mbak Dara lembut banget. Memang sepertinya mereka sudah baik sih" ujar salah seorang karyawan nya "Yahh baguslah kalau sudah baikan jadi kita udah gak disemprot mulu sama mas Arka" sahut lainnya "Gue juga capek kalau tiap hari mas Arka sensitif gitu padahal dulu waktu belum ada mbak Dara dan gue masih di perusahaan mas Arka, dia gak pernah yang sering marah-marah gitu" "Yahh mau gimana lagi namanya juga urusan rumah tangga sensitif apalagi lihat kebiasaan mas Arka yang kita semua juga tau dia suka gonta-ganti cewek tiba-tiba harus menikah dan bertahan dengan satu wanita. Sepertinya mas Arka tersiksa" "Ehm bukannya mereka menikah karena urusan bisnis yah.. kayak nikah kontrak gitu bukan sih" Dara mendehum membuat kumpulan staff nya menatap takut padanya "Yahh bisa dibilang gitu sih kalau pernikahan karena urusan bisnis" sahut Dara membuat para staff nya bergeming "M-maaf mbak.. k-kita" sahut salah seorang staff "Gak apa. Saya juga pernah diposisi kalian menggunjing atasan. Wajar kok" ujar Dara dengan santainya "Sudah lanjutin.. saya mau masuk ke ruangan saya dulu" lanjutnya yang akan meninggalkan mereka "Ouh ya.. saya akan pura-pura tidak dengar itu hari ini" ucapnya sebelum memasuki ruangannya "Elo sih ngomongin mbak Dara duluan tadi." "Wanjay.. loe pada nyahutin juga masih aja nyalahin gue" "Er.. loe bantuin kita gih minta maaf ke mbak Dara. Loe kan sekertaris sekaligus staff kesayangan nya" pintanya "Gila loe pada tumbalin gue" celetuk kesalnya "Please" ucap para staff bersamaan "Iya iya.. gue samperin mbak Dara" pasrahnya pergi menghampiri ruangan Dara Tok tok tok "Mbak" sapa Erna dengan menunduk "Masuk aja Er, apa ada jadwal pagi ini ?" Tanya Dara "Ehm gak mbak.. saya.. saya mewakili teman-teman mau.." ucapnya terbata "Minta maaf ?" Sergah Dara dianggukan Erna pelan "Kan saya sudah bilang saya akan menganggap saya tidak pernah dengar obrolan kalian tadi. Gak apa kok Er, tapi lain kali kalau mau gosip lihat-lihat yahh.. kalau ada saya bisa bubar dulu kan" ujar Dara cepat diiyakan Erna "Yasudah balik kerja sana" pinta Dara disegerakan Erna yang pergi dari ruangannya "Gimana.. gimana.." tanya serentak para staff yang menunggu Erna didepan ruangan Dara "Yahh sama kayak yang mbak Erna bilang tadi. Dia akan menganggap itu tidak pernah dia dengar. Dan.." ucap Erna terputus "Dan apa.." tanya salah seorang yang mewakili mereka penasaran atas respon Dara "Dan mbak Dara cuman pesan kalau ada dia kita berhenti membicarakan nya lalu ketika dia sudah pergi kita bisa melanjutkan nya" jelas Erna sontak membuat mereka tertawa bersama "Bercanda kamu Er.. mana ada atasan ngomong gitu" "Erna bener kok, saya memang ngomong seperti itu" sahut Dara menghampiri mereka didepan ruangannya "Mbak Dara.. m-maaf" ujar Erna "Sudah selesai gosipnya? Bisa kalian bubar sekarang?" Ujar Dara membuat para staff berhamburan pergi Dara kembali memasuki ruangannya mulai sibuk dengan berkas dan pc nya. Drrtt Drrtt "Gue denger karyawan loe ngegunjing di depan loe" ucap Danish diseberang "Tau darimana ?" Tanya Dara Danish menyahutinya dengan tawa keras "berarti bener yah.. karyawan gue pada gosipin dan gue denger" jelas Danish "Hem.. terus loe mau apa telepon gue ? Cuman mau ngeledek gue" sahut Dara kesal "Enggak.. gue cuman mau bilang. Welcome to the club honey. Di dunia para bawahan menggunjing dan atasan menyentak tiap harinya" ujar Danish yang langsung diputus panggilannya oleh Dara "Manusia aneh semua di gedung ini. Kayaknya pada salah asuhan orang-orang ini" gumam Dara Ting "Aku ingin mengajakmu makan siang bersama. Akan aku jemput jam 12 tepat" sebuah pesan dari Arka masuk pada ponsel Dara "Oke. Akan aku tunggu" balas Dara dengan emoticon satu mata berkedip Tiba jam makan siang Arka mengetuk pintu ruangan Dara, ia menghampiri Dara yang masih sibuk dengan kerjaannya. Arka memeluk Dara dari belakang "bisa kamu letakkan dulu kerjaanmu" bisik Arka menghembuskan nafas tepat ditelinga Dara dan membuatnya kegelian "Bisa hentikan itu ?" Ucap Dara "Aku menginginkan mu" Arka berbisik kembali ditelinga Dara Dara pun beranjak dari kursinya dan menyahut tasnya "ayo kita makan siang" ajak Dara yang telah berada di pintu sontak saja Arka menyeringai tindakan Dara yang menghindarinya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN