Bab 65

1021 Kata

Pagi itu, Jakarta seolah menelan semua kebisingan yang biasa. Langit berwarna abu-abu lembut, menahan hujan yang belum jadi turun. Di sebuah kafe kecil di sudut kawasan Senopati, Shinta duduk sendirian di dekat jendela besar. Tangannya menggenggam cangkir kopi hangat, uapnya naik perlahan, mengaburkan wajahnya di pantulan kaca. Sudah hampir enam bulan sejak panggilan telepon dari Raka malam itu. Enam bulan sejak suaranya yang berat dan pelan kembali menembus dinding waktu di antara mereka. Sejak hari itu, hidup Shinta berjalan seperti arus air tidak terlalu deras, tapi juga tak pernah tenang. Ia bekerja, menulis, mencoba menyibukkan diri. Namun, di sela-sela rutinitasnya, ada ruang kosong yang tidak pernah benar-benar bisa diisi siapa pun. Kadang ia merasa sudah kuat, tapi ada hari-hari

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN