Bab 23 – Jebakan Karina

1007 Kata

Pagi itu, suasana rumah terasa janggal. Aruna merasakan hawa dingin yang berbeda, seakan ada sesuatu yang menunggu untuk meledak. Ia mencoba bersikap biasa saja, menyiapkan sarapan untuk Raditya dan Karina, meski hatinya penuh curiga. Karina masuk ke dapur dengan senyum tipis yang mencurigakan. “Kak, kopi untuk Mas Radit sudah siap?” tanyanya sambil melirik ke arah gelas di meja. Aruna mengangguk pelan. Ia bisa merasakan tatapan itu—tatapan penuh rencana. Raditya datang tak lama kemudian, wajahnya lesu. Ia duduk tanpa banyak bicara, hanya menyesap kopi dan menatap kosong ke arah jendela. Aruna ingin sekali bertanya apa yang sebenarnya ada di pikirannya, tapi ia menahan diri. Hubungan mereka kini terlalu rapuh untuk disentuh dengan pertanyaan yang salah. Siang harinya, Aruna pergi ke pas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN