Bab 21 – Bentrokan Pertama

1061 Kata

Pagi itu, udara rumah terasa lebih tegang dari sebelumnya. Aruna membuka matanya perlahan, menahan napas seolah sadar hari ini akan berbeda. Ia bangun, membersihkan wajah, dan menatap dirinya sendiri di cermin. Mata yang biasanya lembut kini menatap tajam, penuh tekad. Malam tadi ia telah menata bukti, merencanakan setiap langkah. Hari ini, pertarungan pertama akan dimulai. Di ruang tamu, Karina sudah menunggu dengan senyum tipis yang menusuk. Tatapannya tak pernah lepas dari Aruna. Raditya duduk di sofa, acuh, membaca koran seakan tidak peduli, tapi Aruna tahu hatinya bimbang. Ia mengatur napas, berjalan pelan menuju meja sarapan. “Selamat pagi, Kak Aruna,” sapa Karina, suaranya terdengar manis, tapi ada nada sinis yang sulit disembunyikan. Aruna membalas dengan anggukan singkat, mencob

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN