Bab 11 – Interogasi Pertama

1161 Kata

Aruna duduk di kursi keras ruangan interogasi. Lampu neon di atas kepalanya berpendar terang, seolah sengaja menyinari wajahnya yang pucat dan mata sembab. Setiap detik di ruangan itu terasa seperti jam yang tak bergerak. Penyidik membuka berkas, menatapnya dengan wajah datar. “Ibu Aruna, terima kasih sudah hadir. Kami perlu mendengar keterangan Anda terkait laporan yang masuk. Pertama-tama, apakah benar Anda mengenal seorang pria bernama Dimas?” Aruna menelan ludah, mencoba mengatur napas. “Benar, Pak. Dia rekan kerja saya. Kami hanya membicarakan pekerjaan, tidak lebih.” Penyidik mengangguk tipis, lalu menggeser beberapa lembar foto ke hadapan Aruna. Foto-foto itu menampilkan dirinya bersama Dimas di kafe, di lobi kantor, bahkan satu foto saat Dimas mengantar Aruna ke parkiran. Dari s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN