Bab 48 – Jejak yang Terbuka

727 Kata

Pagi datang dengan wajah muram. Langit masih abu-abu, tanah basah menyisakan aroma hujan semalam. Raka duduk di meja makan dengan wajah letih. Di sampingnya, tas hitam berisi dokumen dari gudang tidak pernah lepas dari jangkauan tangannya. Sinta menatap suaminya tanpa bicara lama. Sejak mereka keluar dari gudang, Raka berubah. Sorot matanya lebih tajam, namun sekaligus berat, seperti seseorang yang baru saja memikul batu besar di pundaknya. “Apa kamu yakin mau terus bawa dokumen itu ke mana-mana?” tanya Sinta akhirnya, berusaha membuka percakapan. Raka mengangguk pelan. “Aku nggak bisa biarin ini tinggal di rumah. Kalau ada yang tahu, kita bisa celaka.” Sinta menggigit bibirnya, ragu. “Tapi kita juga nggak tahu siapa musuh sebenarnya. Bisa jadi mereka sudah ada di dekat kita.” Ucapan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN