Bab 52 — Diam yang Membakar

1000 Kata

Rumah itu kembali sunyi. Hanya suara detik jam di dinding yang terdengar, memecah kesunyian yang menggantung di antara dua manusia yang dulu pernah saling menatap dengan cinta, tapi kini bahkan tak berani saling menegur. Raka duduk di sofa ruang tamu, pandangannya kosong menatap layar televisi yang mati. Tangannya menggenggam gelas kopi yang sejak tadi tak disentuh. Uapnya sudah hilang, meninggalkan aroma pahit yang samar. Ia menatap cairan hitam itu lama, seolah mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang tak pernah bisa ia lontarkan. Sinta melangkah pelan dari dapur, membawa piring kosong yang baru ia cuci. Gerakannya hati-hati, seolah takut menimbulkan bunyi. Tapi bukan karena takut pada Raka melainkan karena takut pada hatinya sendiri. Setiap kali langkahnya terdengar, setiap kali n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN