Bab 53 – Dalam Diam yang Retak

1300 Kata

Sudah tiga hari sejak pertengkaran terakhir itu. Rumah masih sama, hanya saja udara di dalamnya terasa lebih berat. Setiap langkah kaki di lantai kayu seperti menggema terlalu lama, seakan dinding pun ingin mengingatkan Raka betapa sepinya tempat itu sekarang. Sinta masih menyiapkan sarapan, tapi tanpa suara. Tidak ada lagi panggilan lembut dari dapur, tidak ada teguran kecil seperti dulu saat ia lupa menaruh sendok di tempatnya. Kini, hanya suara panci, gesekan spatula, dan denting piring yang saling beradu — semua terasa seperti bunyi jarak. Raka duduk di meja makan, menatap punggung Sinta dari kejauhan. Ada bagian dalam dirinya yang ingin memanggil, sekadar mengatakan selamat pagi atau menanyakan apakah tidurnya nyenyak. Tapi lidahnya seolah tak mau bergerak. Ia takut, bukan pada jawa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN