Deni memandang Desy dengan senyum samar di wajahnya, penuh dengan kebijaksanaan seorang opa yang tahu betul tentang sifat cucunya . Dia tertawa kecil, lalu berbicara dengan nada tenang namun tegas. “Desy, di perusahaan Opa, nggak ada yang langsung jadi direktur begitu saja,” katanya, matanya tetap tertuju pada cucunya yang manja “Semua harus mulai dari bawah. Kamu, setelah tamat SMA, nggak mau kuliah, katamu nggak tahu mau ambil jurusan apa. Katamu hanya mau ikut kursus-kursus, itupun tidak kamu selesaikan sampai tuntas. Dengan kapasitasmu itu, Apa kamu pikir kamu bisa langsung bisa duduk di kursi direktur Marketing, meskipun kakekmu pemilik perusahaan?” Desy mengernyitkan dahi, jelas tak suka dengan jawaban Opa-nya. Tapi Deni melanjutkan dengan nada yang lebih serius. “Kamu harus belaj