PART 107 - CAFE COFFEE OMA.

2384 Kata

Bima melirik jam dilengannya. Sudah menunjukkan pukul sepuluh siang. Ia menahan untuk tidak terkekeh geli, karena perlakukan istrinya yang terus saja mengendus rahangnya sejak dua jam yang lalu. Mirip anak kucing yang lagi pengen dibelai pemiliknya. "Sayang, ini kita mau begini saja? Kamu gak pegal?" Bima mengusap puncak kepala istrinya. Pasalnya ini sudah dua jam mereka meringkuk di atas pembaringan. Awalnya Bima memang bangun terlebih dahulu, dan bersiap untuk berangkat ke kantor. Ia sudah siap dengan kemeja lengan panjang warna cream, dan bermaksud mengajak istrinya bangun untuk sarapan. Tapi yang ada, justru ia ditarik untuk kembali merebahkan tubuhnya dan dililit kaki dan tangan Clarisa. "Sayang, aku mau kerja lho," bisik Bima. Mendengar suara suaminya, Clarisa mengangkat waj

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN