Sudah sebulan berlalu, dalam waktu itu yang di lakukan Alisya hanyalah istirahat, mau turun tangga pun dirinya belum boleh, setiap makanan atau camilan yang di makannya pasti akan diantarkan langsung ke kamarnya, entah itu di bawa Tasya maupun art yang bekerja di rumah itu. Selama sebulan juga Alisya tak melihat batang hidung suaminya, entah di mulai sejak kapan, dirinya mulai merindukan laki-laki itu, entah itu suara dinginnya yang tak terbantah, ataupun hanya perhatian kecil yang ia dengarkan setiap harinya. Alisya tak tahu, kenapa laki-laki itu menghindarinya begitu lama, apakah laki-laki itu benar-benar menyesal telah menikahinya? Apakah dirinya yang terlalu berharap pada pernikahan yang ia ketahui tak akan pernah berakhir dengan baik. Tapi meskipun begitu, Alisya pernah berharap saa