Bab 5. Bukan Pernikahan yang Diharapkan

1012 Kata
Zahwah minta izin pada Dafi untuk bertemu dengan sahabatnya sore ini. Gadis itu menemui Rena di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantor Dafi karena Rena sendiri yang ingin datang ke sana. Sahabat Zahwah itu mengatakan jika dia bisa pulang bersama dengan papanya nanti. Kedunya sudah duduk di kafe dan ditemani dengan minuman dan makanan yang sudah mereka pesan. “Gimana rasanya jadi istri mas Dafi? Salah satu cowok kaya dan memang dia berasal dari keluarga kaya sih? Bahagia enggak, Za?” “Mungkin kalau yang nikah sama mas Dafi itu bukan aku, tapi cewek lain, dia sudah pasti merasa bahagia karena mendapat materi yang berlimpah. Kalau aku? Rasanya kayak jual diri enggak sih? Menikah karena uang. Ya, aku butuh uangnya mas Dafi untuk melunasi semua utang orang tuaku. Kalau kamu tanya aku bahagia apa enggak? Ya, jelas aku bahagia karena bisa lunas utang, tapi di hati aku bersedih.” Wajah Zahwah terlihat murung. “Kenapa kamu enggak coba buat belajar mencintai mas Dafi dan menerima dia sebagai suami kamu aja, Za? Kamu mau cari suami kayak gimana lagi? Sudah ada mas Dafi yang hampir sempurna itu … ya kamu terima aja dengan segenap hati kamu.” Rasanya Zahwah ingin menyiram air di depannya ke kepala Rena agar sahabatnya itu bisa berpikir dengan waras. “Ya enggak bisa, Rena. Pernikahan itu cuma sebatas status aja. Mas Dafi menikahi aku karena dia butuh istri agar dia bisa menyingkirkan Kania, gadis yang dijodohkan dengan dia. Artinya dia tidak akan pernah jatuh cinta sama aku. Bahkan pernikahan ini akan selesai setelah hotel itu selesai direnovasi dan siap dibuka.” Di balik perasaan senangnya karena melihat Zahwah menikah dan bisa melunasi utangnya, Rena tetap merasa bersedih karena pernikahan sahabatnya itu bukan pernikahan yang didasarkan dengan perasaan cinta. “Ya gimana ya, Za. Apa kamu enggak pengen coba buat meluluhkan hati mas Dafi? Siapa tahu dia bisa jatuh cinta sama kamu terus dia enggak jadi deh menceriakan kamu.” Rena tetap berharap pernikahan Zahwah dan Dafi bisa dipertahankan. Zahwah mengembuskan napas lelah. Dia bisa membayangkan bagaimana lelahnya menjalani pernikahan tanpa cinta dengan Dafi. Dia harus menunjukkan perasaan cinta pada Dafi di hadapan Kania, tetapi perasaannya tidak boleh terlibat. Apa dia bisa melakukan semua itu tanpa melibatkan perasaan? Tentu tidak bisa, hatinya bukan terbuat dari batu. Rena memegang tangan sahabatnya itu lalu menatapnya dengan penuh keyakinan. “Za … coba buka hati kamu. Buat apa lagi mengharap mas Arsen? Dia pasti sudah melupakan kamu. Sudah bertahun-tahun dia enggak pernah datang untuk menepati janjinya sama kamu. Mas Dafi itu sudah jelas-jelas jadi suami kamu. Perjuangkan, Za. Jangan lepaskan dia. Lupakan soal utang dan perjanjian yang pernah kalian sepakati.” “Ya enggak bisa, Rena. Perasaan aku enggak bisa dibohongi. Aku masih ngarep mas Arsen karena aku memang cinta sama dia sedangkan mas Dafi? Aku enggak cinta sama dia dan dia juga enggak cinta sama aku. Buat apa aku sudah payah mengharapkan cinta dari cowok yang enggak ada perasaan apa-apa sama aku?” Susah payah Zahwah meyakinkan Rena jika tidak ada cinta yang bisa diharapkan dari pernikahannya dengan Dafi. “Kalau aku jadi kamu, aku pasti bakalan berusaha buat mas Dafi jatuh cinta. Kalian tinggal bersama dan ketemu setiap hari. Kamu percaya kan dengan pepatah yang bilang cinta itu akan hadir karena selalu bersama. Aku yakin itu. Suatu hari mas Dafi pasti bisa jatuh cinta juga.” Rena yakin dua orang itu pasti akan jatuh cinta juga nanti.” “Ah … sudahlah, Ren. Enggak usah berharap terlalu tinggi. Cukup jalani aja pernikahan ini sesuai perjanjian dan berpisah setelah semuanya selesai. Setelah itu aku akan cari mas Arsen ke mana pun dia berada.” Rena geleng-geleng kepala. “Susah memang ngasih tahu orang yang sudah cinta mati sama mas Arsen. Mau ada mas Dafi pun kamu enggak akan pernah menoleh sama sekali. Pandanganmu itu lurus cuma sama mas Arsen. Aku mau ngingetin kamu aja, Za … jangan pernah lepaskan mas Dafi meskipun saat ini dia belum cinta sama kamu hanya untuk cinta lama yang belum tentu masih mau sama kamu. Jangan sampai kamu nyesel Zahwah. Aku tuh peduli sama kamu, sayang sama kamu.” “Makasih, Rena, tapi kamu enggak ngerti sama apa yang aku rasain saat ini.” Zahwah kecewa dengan sahabatnya itu saat ini. Sementara itu, di ruangan kerja Dafi, saudara perempuannya datang untuk mengunjunginya. Deva sudah tahu kabar pernikahan Dafi dan marahnya sang kakek pada cucu kesayangannya itu. “Anak-anak di mana, Deva?” tanya Dafi yang masih sibuk dengan beberapa dokumen di hadapannya. “Aku titip di rumah mama. Aku sengaja datang sendiri ke sini buat ketemu sama kamu.” “Pasti kamu sudah dengar semua ya dari mama? Kamu mau nyalahih aku juga, Dev? Kalau iya, mending kamu pulang deh. Aku lagi banyak kerjaan yang harus diselesaikan hari ini.” Dafi mencoba mengusir Deva dengan halus. “Aku enggak akan ganggu kerjaan kamu kok, Dafi. Aku cuma mau ngobrol sebentar aja. Aku enggak ikut menyalahkan kamu. Aku tahu kamu pasti menikah karena sebuah alasan. Kania, kan?” Deva yakin Dafi tidak mau menikah dengan Kania. “Aku tuh enggak suka dijodoh-jodohkan dengan Kania itu. Kamu pasti tahu sendiri kan Kania itu seperti apa?” “Ya aku tahu. Dia bukan perempuan baik-baik dan orang tuanya gila uang. Apa kakek enggak pernah denger kabar negatif tentang orang tuanya Kania ya?” Dafi mengangkat bahu. “Harusnya kakek sudah tahu, tapi entah kenapa masih aja mau menjodohkan aku dengan Kania.” “Paling ada proyek tukar guling di balik itu, Dafi. Kania sudah tahu kamu nikah?” “Kania sudah tahu. Tadi dia ke sini pas Zahwah masih ada di sini. Terus aku sama Zahwah aktinglah jadi pasangan suami istri baru yang masih anget-angetnya. Kania marah terus dia pergi dari sini.” “Dafi … aku pengen ngomong serius sama kamu deh. Memangnya kamu enggak punya harapan menikah dengan cewek yang kamu cintai?” Deva merasa penasaran dengan hati Dafi. “Setelah urusan aku dengan Zahwah selesai, aku akan menceraikan dia. Terus aku masih bisa kan cari cewek lain dan bikin dia jatuh cinta terus kami menikah?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN