Part 6

1185 Kata
Pelukan Daniel adalah tempat ternyaman bagi Sarah. Sarah masih nyaman berada di pelukan sang suami setelah peristiwa pahit yang baru ia rasakan. Padahal Sarah sudah berusaha menahannya semaksimal mungkin tapi ini sudah menjadi batasnya. Dan pertahanannya sudah tak bisa ditahan lagi. "Niel maaf ya udah buat kekacauan tadi?" Kata Sarah tampak nyaman di pelukan Daniel " Ga papa sayang. Lagian apa yang kamu lakukan udah benar kok. Terus kenapa selama ini kamu ga cerita sama aku?" Tanya Daniel sambil mengelus kepala Sarah Sarah pun bangkit dari pelukan Daniel dan sekarang menatap ke arah Daniel suaminya. "Maaf ya selama ini aku ga cerita sama kamu soal ini. Aku pikir aku akan mencoba dulu mendekatkan diri sama keluarga kamu. Karena aku tahu mereka ga suka sama aku. Tapi perkataan mereka tadi sudah tidak bisa aku tahan jadi aku kebawa emosi." Kata Sarah menjelaskan "Lain kali kamu harus cerita semuanya sama aku ya sayang. Apa gunanya aku sebagai suami kamu kalau ga tahu apa-apa kalau istri aku selama ini mengalami semua masalah ini." Kata Daniel mengelus pipi Sarah "Iya aku tahu kalau aku salah. Aku janji ga akan mengulangi lagi." Kata Sarah berjanji "Good girl." Kata Daniel memuji Sarah Sarah pun tersenyum mendengar pujian dari suaminya. Ia pun kembali merebahkan kepalanya di d**a bidang milik suaminya. Tempat ternyaman bagi Sarah. "Niel nanti kalau bisa rumah kita ada air mancur kayak di rumah mama ya? Aku selalu suka lihat air mancur kayak gini." Pinta Sarah "Kamu itu emang wanita aneh sayang. Yang lain minta rumahnya dibuat kayak istana. Atau isi furniture dengan barang-barang mewah. Eh kamu malah minta di kasih air mancur." Kata Daniel heran "Ya karena aku suka sama air mancur. Kalau soal furniture atau perabotnya kamu lebih paham dari pada aku. Jadi aku ikut aja." Kata Sarah "Iya sayang nanti aku kasih air mancur di rumah baru kita." Kata Daniel setuju "Cuppp. Makasih suamiku yang baik tapi mesum." Kata Sarah "Hahahaha. m***m-m***m gini kamu tetap cinta kan?" Goda Daniel "Iya.... Iya.." jawab Sarah cepat Daniel semakin mempererat pelukannya pada wanita yang selalu membuatnya jatuh cinta setiap harinya. Dan Sarah pun semakin mencari tempat paling nyaman di dalam pelukannya Daniel. Hari pun sudah beranjak malam dan Daniel tampak menggendong Sarah yang terlelap tidur. Setelah lelah menangis Sarah pun terlelap tidur dalam pelukan suamianya. Dan sekarang Daniel akan memindahkan tubuh Sarah ke kamarnyam sepertinya malam ini mereka akan menginap di rumah sang mama. "Niel gimana Sarah?" Tanya Melisa ketika melihat Daniel datang dengan Sarah di dalam gendongannya "Nanti Daniel turun dan cerita sama mama. Sekarang Daniel pindahin Sarah ke kamar dulu kasihan kayaknya kelelahan tadi." Kata Daniel dengan suara yang pelan "Ya udah sana bawa Sarah ke kamar dulu." Kata Melisa menyuruh putranya membawa Sarah ke kamar Tak berapa lama Daniel turun ke ruang keluarga. Setelah memastikan Sarah tertidur lelap ia pun berjalan menuju ruang keluarga. Disana sudah sang mama dan papa. Vina dan juga sang Abang Danny. Sedangkan Clara saat ini sedang ada di Perancis untuk persiapan launching produk terbarunya disana. "Sarah ga papa kan Niel?" Tanya Melisa khawatir "Iya ma. Sarah ga papa kok. Tadi sih memang sempat nangis tapi setelah itu dia udah baik-baik aja kok. Mama ga usah khawatir." Kata Daniel menjelaskan "Niel sebenarnya apa yang terjadi sih?" Tanya Vina penasaran Vina memang tidak begitu tahu soal apa yang terjadi dengan sahabatnya karena hari ini ia benar-benar sibuk dengan segala acara ulang tahun Isabel. Jadi ketika ia melihat keributan tadi ia tak bisa menghampiri Sarah karena ia sedang repot sama Isabel. "Vina kamu pernah dengar cerita dari Sarah ga kalau dia tuh sering diperlakukan tidak menyenangkan oleh Tante Rieka dan Tante Inggrid? Atau mungkin yang lainnya gitu?" Tanya Daniel penasaran "Hmmm.. dulu sara pernah bilang kalau keluarga kamu ga suka sama Sarah karena menurut mereka Sarah bukan dari keluarga yang status sosialnya sama. Tapi setelah itu Sarah ga pernah cerita apapun soal masalah itu." Kata Vina menjelaskan "Dammmmn" Daniel lagi-lagi mengumpat karena Sarah benar-benar menyimpan semua penghinaan yang dilakukan keluarganya seorang diri. Pantas saja tadi Sarah begitu marah ketika sang Tante berbicara kasar tentang ibunya. "Daniel Willson mama ga mengajarkan kamu untuk berbicara yang tidak sopan." Kata Melisa mengingatkan "Sorry Ma." Jawab Daniel kelepasan "Jadi ada apa sebenarnya mama pengin tahu Daniel." Kata Melisa mulai gregetan "Jadi perlakuan yang Tante Rieka dan Tante Inggrid lakukan pada Sarah bukan kali pertama. Setiap mereka bertemu dengan Sarah, mereka pasti akan terus menghina dan merendahkan Sarah dengan kata-kata yang tak pantas. Dan puncaknya hari ini Sarah sudah tidak kuat menerima perlakuan kasar dari mereka. Apalagi ketika Pamela menghina ibu Sarah. Dan otomatis Sarah menampar Pamela karena sudah menghina ibunya." Kata Daniel menjelaskan "Mereka tuh dari dulu tak pernah berubah. Selalu saja melakukan apapun yang mereka inginkan. George kali ini kamu harus bertindak." Kata Melisa membujuk suaminya "Sayang apa yang harus aku lakukan. Bagaimana pun juga mereka kakak-kakak aku." Kata George "Kamu cabut semua fasilitas yang kamu berikan pada mereka. Mereka terlalu seenaknya sendiri memakai semua fasilitas yang kamu pakai. Dan ingat blokir semua kartu kredit milik mereka biar mereka bisa merasakan bagaimana susahnya mencari uang." Kata Melisa pada suaminya "Ok.. Ok aku akan melakukan apa yang kamu minta sayangku." Kata George setuju "Oya Niel kamu juga cek cara kerja Tonny anaknya Tante Inggrid diperusahan. Kalau cara kerjanya ga bagus kamu pecat aja dia. Masih banyak orang yang lebih baik kerja di perusahaan kita." Perintah Melisa "Siap ma." Jawab Daniel patuh Mungkin orang merasa jika sang papa adalah suami yang takut istri. Tapi karena sang papa terlalu mencintai sang mama. Karena sang mama lah yang selalu berada di samping sang papa ketika dalam situasi yang sudah. Apa yang mereka dapatkan ini tidaklah mudah. Ada kerja keras sang papa dan tentu juga sang mama yang ikut membantu mengembangkan perusahaan. Dulu Daniel ingat ketika perusahaan papa bangkrut dan semuanya habis sang mama lah yang masih setia di sampingnya sedangkan keluarga yang lain tak sedikitpun membantu. Daniel juga ingat bagaimana sang mama dan papa memulai lagi semuanya dari nol. Bagaimana tangguhnya sang mama yang saat itu sedang hamil Clara masih juga membantu bekerja di usaha yang sang papa rintis. Hingga saat ini perusahaan mereka menjadi salah satu perusahaan yang terbesar di negeri ini. Jadi tak heran jika sang papa selalu mengabulkan semua permintaan sang istri karena sang papa tahu jika sang istri tahu jalan yang terbaik untuk keluarganya. Sementara itu di sebuah kamar yang berantakan ada seorang perempuan yang terduduk sambil menyembunyikan kepalanya diantara pahanya. Penampilan wanita itu sangat berantakan. Badannya yang putih terdapat beberapa luka yang membiru akibat bekas pukulan. "Kamu bodoh Thalita? Kamu lebih memilih Johan yang b******k daripada Daniel yang begitu mencintai kamu dulu. Andai waktu dapat diulang aku ga akan pernah meninggalkan Daniel." Kata wanita bernama Thalita itu Wanita yang bernama Thalita itu bangkit dan berjalan menuju kaca di meja riasnya. Ia melihat wajahnya yang pucat gara-gara harus bekerja ekstra keras untuk bisa mendapatkan impiannya. Tapi semua itu hanya bohong belaka. Hingga ia sekarang berakhir sebagai seorang p*****r. Ia pun mengambil foto di di laci mejanya dan melihat foto laki-laki yang dulu sangat mencintainya. Tapi bodohnya dia lebih memilih laki-laki b******k bernama Johan. "Daniel aku memang bodoh. Aku ingin kita kembali seperti dulu lagi. Apa masih ada harapan buat aku?" Tanya Thalita pada dirinya Wah siap-siap konflik akan di mulai... Ada wanita dari masa lalu Daniel akan kembali ke kehidupan Daniel? Gimana kisah Daniel dan Sarah selanjutnya...??? So see you next chapter. Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN