Part 7

1182 Kata
Tidur Sarah seakan terganggu karena ia merasa ada yang mencium lehernya. Dan lama-lama ada tangan yang meremas payudaranya hingga Sarah tak kuasa untuk mendesah. "Ahhhhh." Sarah mendesah karena tubuhnya bereaksi dengan sentuhan tangan seseorang. "Wake up sayang." Goda seseorang Sarah perlahan membuka matanya dan ia melihat siapa yang telah membuat dirinya mendesah seperti ini. Siapa lagi kalau bukan suaminya Daniel Willson. "Daniel." Panggil Sarah dengan suara seraknya "Ya sayang." Jawab Daniel yang terus mengecup leher Sarah "Stop nyium leher aku terus. Trus tangannya keluar dari baju aku." Kata Sarah mencoba menahan desahannya "Morning s*x baby." Goda Daniel "No. Ini udah pagi. Apa kata mama kalau dengar kita ngelakuin itu." Kata Sarah yang terus berusaha menahan desahannya "Dont worry sayang kamar aku kedap suara jadi orang luar ga akan dengar desahan kamu." Kata Daniel yang mulai mendaratkan ciuman di bahu telanjang Sarah Daniel sepertinya sudah terlalu b*******h karena setelah itu Daniel langsung mencium Sarah penuh gairah dan tentu saja Sarah tidak bisa menolak karena dirinya sendiri juga sudah terbakar gairah karena ulah suaminya. Dan tentu saja setelah itu suasana kamar Daniel berubah penuh gairah dan panas hingga mereka mendapat pelepasan masing-masing. "Niel aku turun dulu. Mau bantuin mama." Teriak Sarah "Ya sayang nanti setelah selesai mandi aku nyusul." Teriak Daniel dari arah kamar mandi Sarah pun turun ke bawah untuk membantu mama mertuanya. Bagaimana pun juga ia menginap di rumah mama mertuanya jadi ia juga harus ikut membantu menyiapkan sarapan di rumah ini. "Pagi ma." Sapa Sarah "Eh.. kamu udah bangun. Gimana keadaan kamu? Udah baikan?" Tanya Melisa khawatir "Iya ma Sarah udah baikan kok. Maaf ya Ma kalau Sarah bikin Mama khawatir kemarin. Dan tolong sampaikan maaf Sarah untuk Tante Rieka dan Tante Inggrid soal kejadian yang kemarin." Kata Sarah menyesal "Sini sayang." Kata Melisa mengajak Sarah duduk di sofa dekat dapur Sarah pun mengikuti saja kemana sang mama mertuanya menarik tangannya. "Dengerin mama sayang. Kamu anggap mama seperti mama kamu sendiri kan?" Tanya Melisa "Iya dong mama. Sebelum menikah dengan Daniel pun Sarah sudah menganggap mama seperti mama Sarah sendiri. Walaupun dulu Sarah tidak jadi menikah dengan Daniel maka Sarah akan tetap menganggap mama seperti mama sendiri." Kata Sarah menggenggam tangan Melisa "Kalau kamu sudah menganggap mama seperti mama kamu sendiri mulai sekarang kamu ga boleh menyembunyikan apapun sama mama. Kamu harus cerita apapun itu. Termasuk perlakuan Tante Rieka dan Tante Inggrid kalau perlu semua keluarga ini kalau tidak suka sama kamu atau bahkan merendahkan kamu. Karena kamu sudah mama anggap putri mama sendiri. Jadi mama akan sakit hari bila ada yang menghina putri mama sendiri." Kata Sarah membelai rambut Sarah Mata Sarah berkaca-kaca mendengar kata-kata manis yang dikatakan mama mertuanya. Mulai saat ini ia akan selalu bercerita apapun yang terjadi pada dirinya kepada sang mama mertua. "Iya ma Sarah tahu. Sarah ga tahu seberapa beruntungnya Sarah memiliki mama mertua seperti mama. Maaf ya Ma kalau belum bisa menjadi menantu yang baik untuk mama. Tapi Sarah janji akan terus belajar jadi menantu yang baik untuk mama." Kata Sarah berjanji "Iya sayang. Kamu sudah menjadi menantu yang terbaik untuk mama. Mama cukup minta satu hal sama kamu." Pinta Melisa "Apa ma?" Tanya Sarah balik "Kamu cukup hidup bahagia bersama Daniel dan itu sudah membuat mama juga bahagia."kata Melisa sambil tersenyum "Iya ma Sarah pasti akan membuat Daniel bahagia." Jawab Sarah sambil tersenyum "Ya udah yuk kita mulai masak aja. Nanti keburu kesiangan."kata Melisa "Iya ma." Jawab Sarah Sarah dan Melisa pun segera kembali ke dapur untuk melanjutkan acara masak-memasak mereka. Karena sebentar lagi jam sarapan akan tiba. "Wah kayaknya enak nih." Puji Daniel ketika melihat menu makanan di meja makan "Iya dong. Sarah yang masak loh." Puji Melisa "Ga kok. Aku cuma bantuan mama aja tadi." Kata Sarah merasa ga enak "Ya udah kita makan aja papa udah lapar." Kata George "Iya bang Danny kemana ma?" Tanya Daniel "Bang udah pulang. Semalam dia milih pulang ke rumah karena pagi-pagi banget ada operasi katanya." Jawab Melisa "Oooo." Jawab Daniel mengangguk Dan suasana di meja makan keluarga Willson sangat hangat. Mereka tampak menikmati makan pagi mereka berdua. "Niel gimana perkembangan resort dan hotel baru kita di Lombok?" Tanya George "Semua sudah beres kok pa. Rencananya Minggu depan grand openingnya. Jadi sekarang Daniel sedang siapin semuanya." Kata Daniel menjelaskan Walaupun sekarang perusahan sudah di ambil alih Daniel tapi terkadang sang papa masih menanyakan bagaimana perkembangan perusahan. Dan bagi Daniel tak masalah karena ia bisa saling bertukar ide dengan sang papa tentang hal ini. "Oya gimana kalau Sarah diajak aja ke acara grand openingnya. Semenjak kalian menikah kayaknya kalau belum sempat bulan madu gara-gara Daniel sibuk kerja. Jadi kenapa ga sekalian aja kalian liburan." Kata Melisa memberi usul "Ide yang bagus tuh ma. Sayang gimana menurut kamu?" Tanya Daniel "Aku sih ikut kamu aja. Kalau aku ga ganggu kamu kerja sih ga papa." Jawab Sarah santai "Ok kalau gitu aku siapin semuanya. Kita berangkat Minggu depan." Kata Daniel "Bagus. Semoga pulang dari bulan madu mama udah dapat kabar gembira." Goda Melisa "Mama tenang aja aku pasti akan bekerja keras agar mama segera dapat cucu." Kata Daniel percaya diri "Daniel." Kata Sarah malu "Hahahaha" Melisa dan George hanya bisa tertawa mendengar anak dan menantunya saling bercanda. Mereka bisa merasakan bagaimana keduanya saling mencintai dan berharap kedepannya rumah tangga mereka akan baik-baik saja. "Kamu tuh Niel di depan mama sama papa masih sempat-sempat m***m. Aku kan jadi malu." Kata Sarah dengan wajah yang merah karena malu "Kamu santai aja sayang. Mama dan papa paham kok soal begituan. Jadi ga usah kamu pikirin." Jawab Daniel santai "Tapi Niel emang kamu udah siap jadi seorang ayah.?" Tanya Sarah "Sayang sini." Kata Daniel meminta istrinya duduk di pangkuannya Sarah pun segera duduk di pangkuan suaminya dan memandang wajah tampan Daniel. "Waktu dulu aku sering bermimpi gimana ya rasanya menjadi seorang ayah? Apakah aku bisa jadi ayah baik buat anak aku kelak. Aku ingin menjadi ayah seperti papa. Papa adalah sosok ayah yang luar biasa. Di tengah kesibukannya bekerja ia selalu ada waktu untuk bermain dengan anak-anaknya. Dan aku juga ingin merasakan itu. Setelah aku ketemu kamu aku semakin yakin kalau aku akan berusaha menjadi ayah yang baik untuk anak kita nanti. Karena aku yakin anak aku nanti lahir dari ibu yang luar biasa seperti kamu sayang." Kata Daniel membelai wajah Sarah "Niel kita sama-sama belajar ya buat jadi orang tua yang baik buat anak kita kelak. Karena aku yakin kamu akan jadi ayah yang terbaik." Puji Sarah "I know sayang." Jawab Daniel Sementara itu di tempat lain ada sepasang laki-laki dan perempuan sedang bertengkar hebat. "Jo lepasin aku. Mulai saat ini aku ga ada hubungan apa-apa sama kamu." Bentak Thalita "Enak aja. Kamu selamanya ga akan pernah bisa lepas dari aku. Kamu mau kembali sama Daniel lagi? Apa Daniel mau menerima p*****r kayak kamu? Dan asal kamu tahu sekarang Daniel sudah menikah dan kamu ga punya kesempatan untuk kembali sama dia." Kata Johan dengan senyum jahatnya "b******k kamu Jo. Kamu udah ngerusak aku. Dan buat aku pergi dari Daniel dulu. Andai aja aku ga termakan bujuk rayu kamu dulu mungkin aku udah menjadi nyonya Willson." Teriak Thalita marah "Itu bukan karena aku sayang. Itu karena sifat serakah kamu. Kamu hanya cewek yang penuh ambisi dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang kamu mau." Kata Johan mengatakan sifat Thalita "Ya dan aku akan merebut kembali Daniel dari wanita itu. Karena aku yakin Daniel akan masih mencintai aku dan akan kembali sama aku. Wah Thalita mulai beraksi... Gimana Sarah dan Daniel ya?? See you next chapter Happy reading...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN