HARI pertunanganku sudah ditentukan. Salah satu hari saat liburan semesterku nanti menjadi pilihan. Undangan sudah mulai dipesan. Hanya menunggu waktu sampai pesanan itu selesai dan undangan siap disebarkan. Hubunganku danKak Alex tak mengalami banyak perubahan. Dia masih sama seperti sebelum rencana pertunangan kami dibicarakan matang-matang. Dia masih sering mengantar-jemputku walaupun dia sangat sibuk dengan pekerjaannya sendiri dan hal itu kadang membuatku merasa tidak enak. “Nanti pulangnya mau dijemput atau mau bareng Rasya?” tanya kak Alex seperti biasa sebelum aku turun dari mobilnya. “Aku pulang bareng Rasya aja. Kakak sedang sibuk, kan?” Kak Alex mendesah panjang. “Iya, tapi nggak apa-apa. Hubungi aku kalau kamu berubah pikiran, ya?” Aku mengangguk dan tersenyum sebelum kelu

