28. Pertunangan

1049 Kata

MANUSIA berhak untuk bahagia. Manusia berhak untuk menerima cinta. Aku meyakinkan diriku sembari menatap pantulan diriku di depan sana. Seorang gadis cantik dengan gaun pendek yang sopan dan bahu tertutup. Aku tersenyum tipis. Sedikit tidak yakin bahwa di sana memang benar-benar pantulan diriku. Hingga Ibu masuk ke kamar dan membuat pantulan dirinya bergabung denganku di cermin. “Apa kamu akan tetap di sana terus, Cia?” Aku tersenyum tipis. “Aku masih tidak percaya, Bunda.” Ibuku mendesah panjang. Dia melangkah mendekat dengan gerakan pelan dan hati-hati. Akhir-akhir ini kesehatan ibuku membaik, semoga terus begitu sampai dia bisa melihatku memberikan cucu padanya yang entah kapan akan terkabulkan, karena pernikahanku akan terjadi setelah akululus kuliah. Ibu memegangi bahuku. “Awalny

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN