Seperti hari-hari sebelumnya, selama satu minggu paska Alle sadar dari koma, Sila akan mendatangi Alle di pagi hari dengan senyum secerah matahari pagi. Dan tangan wanita itu tidak pernah kosong saat mendatangi Alle. Dari mulai puding, cake, jus, potongan buah. Apa saja wanita itu bawa. “Morning, sayang … apa kabar kamu hari ini? Semalam mimpiin aku, kan?” Sila melangkah mendekat—setelah kembali menutup pintu ruang perawatan Alle. Alle sudah bisa bicara. Meski begitu, pria itu juga masih tidak menanggapi Sila. Sebenarnya, hati Sila sakit mendapati keengganan Alle tiap kali ia datang. Meskipun begitu, Sila menekan rasa sakit itu. Nyaris kehilangan Alle, jauh lebih sakit dari penolakan pria itu padanya. Pelan-pelan, ia akan memperbaiki hubungan mereka. “Untuk apa kamu buang-buang waktu da