“... Apa dia nggak akan membujukku pulang?” Valdi menghela napas. Dia baru akan menggendong Ayana untuk membawanya pulang, saat seseorang tiba-tiba menghalanginya. "Jangan menyentuh istri saya," kata Isa sembari mengangkat Ayana ala bridal. Valdi ingin marah, tapi dia sadar tidak memiliki hak. Terlebih saat dialah yang menjadi penyebab utama masalah gadis itu. Ayana menggusekkan hidungnya ke bagian d**a kemeja Isa, lalu memeluk leher sang suami, dan menghidu aroma khas dari perpotongan bahu dan leher pria itu. Isa tersenyum kecil. "Kamu sangat merindukan saya?" Ayana mengerang tidak jelas untuk membenarkan pertanyaan Isa. "Maafkan saya..." "Hemm... jangan tinggalkan aku lagi, Tiran..." Isa mendadak berhenti melangkah. "Kenapa?" Lebih meringkuk ke tubuh Isa, Ayana pun jatuh dalam