[Fa, kondisi keluarga kita kacau. Sekarang cuma ada papa sama Bang Haidar aja di rumah, Abang ikut mama. Abang minta maaf atas nama mereka, ya, Fa. Kamu baik-baik di sana.]
[Mama nangis terus sejak keluarnya kami dari rumah itu, Fa. Mama kehilangan semuanya, termasuk kamu. Abang yakin mama nggak bener-bener ingin membedakan anak-anaknya, mama begitu karena ingin disayang papa, ingin terlihat sama papa. Tapi tetep, mama yang paling salah di sini dan mama yang mulai. Abang juga tau nggak guna cerita ini buat kamu.]
[Abang ngerti, mestinya kata maaf dan penjelasan ini keluar dari mulut mama atau papa. Tapi, Fa, kalau nanti di masa depan entah kapan luka kamu sembuh, kunjungi kami, ya? Abang udah minta surat dinas ke tempat yang jauh, nanti Abang share lock. Kamu fokus sembuh dulu aja, Abang
