“Alan, apa kamu tahu apa yang dilakukan Rosie padaku?? Istrimu itu sungguh sialan! Menantu kurang ajar! Aku berharap dia segera mati saja! Aku tidak sudi punya menantu seperti itu!!”
Teriakan Hilda membuat telinga Alan sakit. Refleks, dia menjauhkan ponselnya dari telinga.
“Ada apa, Ma? Kenapa marah-marah?” tanya Alan baik-baik. Dia berusaha menjaga suaranya tetap tenang.
Hilda mendengkus kasar. “Wanita itu membuatmu mama malu. Kartu anggota salon yang biasa dia bayar, bulan ini belum dibayar. Padahal mama sudah perawatan, sudah glowing. Tapi ternyata kartunya tidak berfungsi. Mama jadi malu setengah mati. Apa itu yang dinamakan menantu baik??? Mama tidak mau tahu. Nanti kalau pulang, kamu harus memarahinya! Harus!! Biar dia jadi istri yang baik dan penurut.”
Hilda meraup oksigen seb
