Bab.2b

498 Kata
"Tidak tahan kenapa?" Tanya Reno kembali pada sekretarisnya itu membuat Selena menggeleng dan menunduk malu membuat Reno malah mengeluarkan smirk nakal nya. “kalau gak mau ngaku tidak apa-apa hanya saja saya baru dapat telpon kalau hari ini ada pertemuan sebentar dengan klien, hebat nya saya sudah minta tempat pertemuan di ganti kemari jadi gak mesti bolak-balik lagi kita." Ucap Reno “jangan khawatir masalah liburan, saya akan ganti masa liburan kamu nanti sesuai hari yang telah saya pakai kerja di sini.” Ujar Reno kembali pada sekretaris nya yang tak kunjung menjawab. Selena menutup mulut nya lalu berlari kedalam kamar mandi, membuat Reno terbengong. Wanita itu berani sekali mengabaikan nya dan pergi ke toilet tanpa izin nya. "Selena cepat, saya bisa masuk angin kalau begini." Ujar Reno dari luar sana. Tak kunjung datang Reno memilih untuk melihat sedang apa sekretarisnya itu di dalam kamar mandi bahkan sampai tak menjawab panggilan nya. "Kamu muntah-muntah, apa karena salah makan?" Tanya Reno melihat selena yang nampak mual terus menerus. "Gak tahu pak.” Ucap selena seraya memegangi kepalanya, sepertinya wanita itu akan pingsan. "Saya belum pernah masukin kamu loh selena, apa jangan bilang kamu selingkuh dari saya." Tanya Reno disaat mereka tak memiliki hubungan apapun dan mengira sekretaris nya sedang hamil. "Bapak ngaco ah." Ujar selena sebelum betulan pingsan dan membuat panik Reno. "Hei, selena!" Teriak Reno seraya menggendong tubuh selena dan membawa nya keatas kasur. Tak menghiraukan kemeja nya yang masih terbuka, dengan panik Reno segera menghubungi dokter terdekat dari tempat mereka. Membawa kerumah sakit tidak memungkinkan untuk saat ini. "Wanita ini harus membayar apa yang kini dilakukan bos nya saat dia pingsan." Ujar Reno. Selama setengah jam itu Reno melakukan napas buatan dan beberapa kiat seperti mengompres kepala untuk selena, mungkin saja wanita itu bisa bangun. Toh, pria itu sangat buta dengan hal seperti ini. Dokter pun datang dan mulai memeriksa nya, semua nya hampir baik-baik saja sebelum sang dokter menanyakan hal yang sangat tidak diperlukan. "Terakhir bapak dan ibu melakukan nya kapan kalau saya boleh tahu?" Tanya dokter tersebut Reno menggeleng dan segera menjelaskan bahwa mereka tidak pernah sekali pun melakukan hal seperti itu, Reno juga bukan pria yang akan melakukan nya dengan sembarang orang. Walau dirinya terbilang m***m, Reno tetaplah pria sejati yang taat aturan. Selesai pemeriksaan dan di berikan obat, Reno kini hanya bisa menatap selena yang masih berada diatas kasur seraya memejamkan matanya. "Kapan dia sadar." Gumam Reno. Sebal nya membuat Reno tidak bisa melakukan pertemuan penting hari ini dan semua jadwal nya harus di cancel karena wanita tersebut. Memang harus diberi pelajaran, sekretaris tidak tahu di untung ini. "Kamu harus mengabdi selama nya disamping saya kalau begini selena." Gumam Reno sampai mata selena mengerjap. "Mau minum." Lirih nya membuat Reno menggelengkan kepalanya. Reno pikir kalimat pertama wanita tersebut ketika bangun adalah meminta maaf padanya atau menyebut nama nya tiga kali kek, tapi kenapa malah minta diambilkan minum. "Kamu berhutang banyak pada saya." Ucap Reno sebelum mengambilkan wanita tersebut gelas berisikan air yang hangat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN