Bab.7a

636 Kata
"Ka-kamu mimisan?!" Teriak Reno sebelum selena pingsan dibuat nya sendiri. Reno tanpa babibu lagi langsung mengendong tubuh sekretarisnya dan membawa nya ke mobil, pria itu kebingungan di buat selena yang semakin hari sikap nya tidak menentu. “Anak ini beneran deh, apa yang dia lakukan sampai hidung nya mengeluarkan darah begitu.” Omel reno sendirian membuat selena yang sebetulnya sudah terbangun jadi tidak bisa membuka mata nya kembali. “Selena bangun kamu!” Ujar reno Reno juga sempat dengar kalau orang mimisan itu harus di bangunin dan dalam keadaan sadar. Kalau begini terus Reno bisa semakin panik karena takut selena akan pergi meninggalkan dunia ini. “Kalau kamu mati gimana selena, bangunlah!” Ujar Reno membuat selena melebarkan mata nya seketika seraya menatap tajam sang bos. “Bos baru saja mengejek saya, Maksud saya menyumpahi saya mati?!” Ujar selena merasa sedih dengan hidung yang masih ada bekas kemerahan darah wanita itu. Reno terkejut bahkan hampir mengerem mendadak kala itu kalau saja tidak benar benar ada lampu merah. “Kamu bisa bisa nya ya ngelakuin hal itu.” Ujar Reno tak habis pikir. Tangan kiri nya melempar sapu tangan yang berada di saku jas nya dan memberikan nya pada selena. “Bersihkan hidung mu.” Ujar Reno membuat selena tampak ragu menerima nya. “Setelah pemeriksaan rumah sakit kamu wajib cerita kenapa bisa sampai mimisan di dalam kamar mandi. Kamu gak sembunyikan penyakit serius dari saya bukan?” Tanya Reno seraya menyipitkan mata nya curiga betul. Selena menggeleng dan tidak sengaja memukul pundak bos nya. “Ah maaf pak, tangan saya refleks.” Ujar Selena membuat Reno menggelengkan kepala karena tak tahu harus berbuat apa. “Kamu ngapain sih?” Tanya Reno penasaran ketika melihat wajah selena yang kini memerah padam, atau mungkin saja wanita itu sudah mengingat semua kejadian mereka sebelum nya alias malam itu. Selena menggeleng kencang dengan pipi merona, bahkan tak sadar menampar beberapa kali pipi nya sangat keras. Mungkin untuk menyadarkan nya dari perasaan di mabuk cinta kepada bos nya sendiri. “Perasaan sesaat yang tidak akan pernah berlanjut selena, tenanglah.” Ujar selena sendirian. Sesampainya di rumah sakit selena turun dari mobil, namun tak di sangka ia malah di gendong oleh Reno dan dibawa ke igd untuk pemeriksaan ketat. Apa sebegitu takut nya Reno kehilangan sekretaris paling setia nya, bahkan selena menggunkan brangkar berjalan seperti di film film saat adegan pemeran utama sakit keras. “Aih jangan sampe!” Ujar selena. “Bapak saya gak butuh ada di atas sini.” Ujar selena dengan wajah panik serta malu di atas brangkar berjalan itu sedangkan Reno malah tertawa bahkan merekam nya di ponsel. “Kenang kenangan bersama sekretaris bodoh ku.” Ucap Reno seraya tersenyum kecil setelah selena berhasil di masukan ke dalam. Sesampai nya di ruang pemeriksaan selena menelan saliva ketika banyak peralatan dokter yang belum ia kenali atau tak pernah ia lihat sebelum nya. Dalam hati selena meruntuki bos nya yang semena mena tanpa persetujuan nya memasukan nya ke dalam sini dan melakukan berbagai pemeriksaan padahal tubuh nya masih baik baik saja kecuali tulang hidung yang nampak nya terbentur terlalu keras saat itu. “Apa hidung saya bengkok dokter?” Tanya selena membuat sang dokter menggelengkan kepala. “Karena itu kami harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ya nona selena.” Ujar sang dokter membuat selena tersenyum kecil sebagai balasan. Saat dirinya di suruh tiduran untuk ronsen, sekelebat bayangan dirinya yang menarik Reno pun datang di kepala nya. “Bibir, apa yang di lakukan bibir ku tadi malam?!” Teriak selena seraya terduduk dan mengacak rambut nya sendiri. Beberapa suster dan satu dokter yang menangani nya hanya bisa menaikan satu alis nya kebingungan. “Bibir mbak memang nya melakukan apa?” Tanya salah satu suster yang berada di samping selena. “Saya…seperti nya telah melakukan dosa besar suster.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN