Selena tak berani menatap, ada dimana rasa ke ingin tidak tahuan akan apa yang terjadi tadi malam. Sedari tadi wanita itu hanya pergi kesana dan kemari menghindari tuan nya alias Reno.
Reno yang sibuk sedangkan selena harus selalu berada di samping saat kerja sedikit membantu sih, kepulangan mereka juga harus di percepat menjadi besok karena ternyata banyak jadwal masuk selama mereka liburan. “Yang lebih tepat nya bekerja.” Gumam selena saat menyadari bahwa tidak ada kata liburan di dalam nya.
Melihat rapat telah usai, selena langsung izin ke kamar mandi kepada Reno membuat pria itu hampa saja mencegah tangan sekretarisnya kalau kalau selena tidak beralasan dirinya akan buang air besar di ruangan itu. Alhasil Reno mengangguk dan membiarkan wanita itu pergi begitu saja meninggalkan nya, toh Reno masih bisa melihat selena lagi setelah nya.
“Selena.” Panggil Reno dari belakang membuat wanita itu menoleh ragu.
“Jangan lupa siram yang bersih.” Ujar Reno membuat selena memasang wajah yang aneh karena pernyataan sang bos yang menurut wanita itu lebih aneh lagi.
Pak Reno mau melawak tapi gak lucu.
Selena tersenyum pada Reno lalu kembali memutar arah dan semakin menjauhi pria itu, selena nampak nya tersenyum ketika mengingat ucapan Reno sebelum nya. “Pak Reno memang nya tukang lawak apa, kenapa bicara begitu sih? Gumam selena sampai dirinya tak sadar telah menabrak seseorang.
“Ah maaf.” Ujar selena kepada wanita yang di tabrak nya di dalam kamar mandi membuat kepala nya ikut terbentur pintu toilet.
Setelah menatap kepergian wanita yang sempat dirinya tabrak, selena kembali masuk ke dalam toilet dengan tangan yang memegangi kepala nya. “Sakit.” Gumam selena seraya mengelus dahi nya.
Saat dirinya duduk di closet, bayangan aneh mulai muncul dimana dirinya nampak menarik baju sang bos. “Apa, ini ingatan malam itu?” Pikir selena yang mungkin saja betulan.
“Tidak aku tidak boleh mengingat nya sekarang, lupakan saja dan anggap tidak terjadi apapun.” Ujar selena seraya memukuli kepala nya kecil.
Selena bahkan tidak bisa buang air kecil sekalipun, ah soal buang air besar dia memang berbohong suapay Reno mengizinkan nya. “Tidak boleh di ingat selena!” Kesal selena yang kembali memakai rok nya dan keluar dari bilik sana menuju ke depan cermin besar toilet.
“Aku tidak mungkin melakukan hal di luar kendali, bagaimana bisa. Aku bahkan gak minum alkohol, tunggu alkohol.. makanan beralkohol?!” Ingat selena yang mana ini bisa menjadikan nya sesuatu pembelaan yang nyata.
Dimana karena makanan milik Reno itu yang membuat nya jadi bersikap kurang ajar pada sang bos. “Aku bahkan menarik kerah nya, sebetulnya apa telah aku lakukan pada pak Reno.” Ujar selena setelah mencuci muka nya.
Selena melihat kembali pintu kamar mandi. “Haruskah aku menjedotkan kepala ku kesana?” Gumam selena sebelum menelan saliva nya, bagaimana tidak ia harus kuat menahan sakit di kepala nya lagi yang bahkan kini masih terlihat memerah dan terasa sakit.
Selena menggelengkan kepala, ia tidak mungkin melakukan hal bodoh demi mengingat kebodohan nya bukan. Selena pun mulai pergi keluar dari toilet namun batin nya tak sejalan, otak nya bahkan mendukung nya untuk berjalan mendekati pintu kamar mandi kembali dan membenturkan kepala nya kesana sampai bibir nya terdengar menjerit.
Reno yang sebetulnya sudah ada di luar menunggu selena langsung masuk ke dalam ketika suara jeritan berada dari dalam kamar mandi. “Selena apa itu kamu?” Tanya Reno membuat selena malah oleng dengan darah yang keluar dari hidung nya
“Ka-kamu mimisan?!” Teriak Reno sebelum selena pingsan dibuat nya sendiri.