“Tahan dan jangan keluarkan disini, atau kamu akan terima akibat nya.” Ucap Reno tanpa sadar mengelus pundak selena yang tengah ia gendong saat itu seperti menggendong seorang anak kecil.
“Hoek!”
Reno menghela napas nya, waktu yang tepat membawa selena ke depan WC. Wanita itu langsung memuntahkan begitu banyak cairan dari perut nya, padahal hanya sedikit alkohol yang wanita itu minum. “Kalau gak bisa minum, kenapa minum sebanyak itu?” Tanya Reno kepada selena yang masih terasa mual.
“Air pak.” Ucap selena membuat Reno menggaruk salah satu alis nya yang tidak gatal.
“Saya bawa kamu ke atas kasur lagi.” Ucap Reno kembali menggendong tubuh sekretaris nya itu.
Selena tersenyum ketika Reno yang membawakan nya minuman hangat seperti teh manis. “Bapak buat untuk saya?” Tanya selena yang di angguki Reno.
Padahal selena hanya minta air putih saja, tapi Reno malah membuat kan nya teh manis hangat. “Makasih pak Reno.” Ucap selena.
“Tidurlah, besok kita harus pulang kan.” Ujar Reno yang di angguki oleh selena.
Selena meletakan cangkir nya di samping nakas seraya tersenyum, Reno kini malah kebingungan dengan sikap wanita tersebut. “Kamu kenapa senyum-senyum gitu, jangan bilang karena saya yang perhatian pada mu ya?” Ujar Reno membuat selena malah memanyunkan bibir nya.
Selena lupa kalau bos nya ini memang tipe yang percaya diri nua tinggi sekali, seharusnya ia tidak ambil hati dengan sikap Reno yang kian membaik. “Bapak gak boleh kepedean gitu, saya cuma mau senyum aja kok.” Ujar selena seraya membaringkan badan nya namun sial kepala belakang nya terjedut besi kasur belakang.
“Ah!” Lenguh selena yang entah mengapa kepala memutar kejadian aneh dan sangat asing untuk nya.
Seorang pria menggendong nya lalu meniduri nya, dan parah nya selena menarik bibir nya untuk melepaskan sebuah ciuman itu. “Apa ini, kapan terjadi nya dan dengan siapa?” Gumam selena kebibgungan, lalu tanpa sengaja mata wanita itu mengarah kepada reno sang bos yang rasanya sangat tidak mungkin.
“Kalau bayangan itu sebuah kenyataan, tidak mungkin juga lelaki nya adalah pak bos.” Ujar selena bergumam sendirian.
Selena mengangguk percaya diri, mungkin saja hanya mimpi. “Kepala mu gak kenapa kenapa itu?” Tanya reno pada selena yang mengangguk.
“Ehm, haruskah saya belikan minyak di bawah?” Tanya reno kepada selena yang menggelengkan kepala nya, ada apa juga dengan bos nya yang mendadak perhatian pada nya.
Seperti bukan pak reno…
“Kamu yakin selena, saya bisa antar kamu ke apotek juga.” Ujar reno kembali membuat selena menggelengkan kepala nya.
“Saya betulan tidak apa-apa pak, tapi seperti nya kepala saya benjol deh.” Ujar selena membuat reno kembali mendekat dan memeriksa kepala bagian belakang selena.
“Iya, kepala mu yang kecil ini bengkak sekarang.” Ujar reno meledek sekretaris nya itu.
Selena cemberut. “Ah, wanita yang bersama bapak. Kenapa sekarang bapak malah sama saya?” Tanya selena tak ingat kejadian mereka sebelum nya.
“Hm… kamu mau saya kembali dengan dia?” Tanya reno mendekatkan wajah nya pada wajah selena yang memerah.
Selena gelagapan, bibir nya nampak kelu namun pada akhirnya menggeleng. “Saya lebih suka bapak bersama saya di sini.” Ucap selena seraya membalas tatapan maut Reno kala itu.