Tadi siang, Ifa berlari dengan heboh dan tergesa – gesa menyampaikan suatu informasi pada Ulfi dan Melsa yang sudah menunggu lebih dulu di kantin kampusnya. Dengan napas terengah – engah dan semburat merah di pipinya Ifa duduk di depan mereka. “Malem ini ada pesta ulang tahun, cowok gue, kalian harus dateng.” “Jadi lo lari menyebrangi samudra dan melewati bukit lembah demi kabar ini, Fa?” Ifa mengangguk dengan antusias. “Masalahnya, ini akan jadi ajang yang bagus buat lo Mel, lo bisa cari cowok di pesta ulang tahunnya Rendra. Temennya dia banyak yang ganteng, jangan khawatir.” Melsa berdecak, selama ini temannya lebih bersemangat untuk melakukan berbagai eksperimen untuk menemukan jati diri, dibanding dirinya sendiri. Sudah banyak yang ia lakukan, dari mengganti gaya berpakaian, mengeca