“Kamu dimana?” Setelah Melsa mematikan panggilan dengan mas Tirta tidak lama ponsel itu berbunyi lagi. Melsa menghela napas saat melihat siapa yang menghubunginya saat itu. “Apartemen.” Ia menjawab dengan ogah-ogahan. “Kamu ga masuk mata kuliah jam 2?” Alex ini tingkat posesifnya melebihi orangtua Melsa sendiri. Cowok itu hafal jadwal masuk mata kuliahnya satu-persatu. “Engga, aku ikut jadwal besok numpang kelas lain.” “Kenapa?” “Ga apa-apa, lagi ga mood aja, ngantuk.” “Ngantuk?” Melsa diam. Ia jarang sekali berbohong pada Alex, lebih karena malas, bukan tidak bisa. Dan lagipula, Alex itu seperti punya mata batin. Jika Melsa berbohong, instingnya akan meruncing. “Kamu sakit?” “Ngga Lex.” “Kok bisa kamu ngantuk dan lebih milih pulang?” “Ya gimana, daripada aku tidur di kelas te