Melsa terbangun di kasurnya sendirian, kepalanya bagaikan telah di hantam oleh sebuah martil. Ia memejamkan matanya sejenak lalu bayangan – bayangan itu muncul begitu saja di kepalanya. Oh tuhan, Reihan.. Ia hampir saja melupakan peristiwa kotor semalam, kepalanya melayang ke seluruh penjuru kamarnya tapi ia tidak menemukan tanda – tanda keberadaan pria itu di sini. Tanpa sadar ia menghela napas, sepertinya pria itu sudah kembali ke rumahnya. Ia bisa tenang untuk sementara. Melsa berada di dalam kamar mandi sekitar setengah jam, mungkin saja lebih. Ia ingin menjernihkan diri dengan air dingin di kepalanya. Apa yang tengah ia lakukan semalam bersama pria itu? Berulang kali ia menghembuskan napas untuk menenangkan pikirannya. Dirinya memang sudah tidak suci lagi, tapi bukan berarti ia bis