Selamat membaca "Kamu perlu minum obat tidur nggak? Udah aku persiapkan di tas untuk jaga-jaga." Sultan tersenyum kecil. "Selama ada kamu, aku nggak butuh itu," sahutnya ringan, tapi terasa menusuk di hati Ajeng. Ajeng memaksakan senyumnya. "Baiklah kalau begitu, ayo kita tidur sekarang. Soalnya besok kita harus berangkat pagi-pagi sekali," pungkasnya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh Sultan sebatas pinggang. "Ajeng," panggil Sultan pelan. "Hem." "Apa kamu keberatan kalau aku mencium anak kita sebentar?" Ajeng tertawa kecil. Lalu menatap ke arah Sultan dengan tatapan teduh. "Lakukan apapun yang kamu mau," sahutnya tersenyum hangat Sontak raut wajah Sultan berubah ceria. Ia terbangun dan mendekat ke arah perut Ajeng dengan antusias. Ia menaikkan gaun tidur tipis yang