Selamat membaca "Ajeng?" Ajeng memejamkan matanya, lalu menghela napas pelan. Ia menoleh ke arah Sultan. "Kalau kamu terus membahas tentang hal ini, ujung-ujungnya pasti kita akan bertengkar. Udah cukup, jangan dilanjutkan lagi." Tatapan Sultan melemah. Salahkah jika ia masih mengharapkan cinta Ajeng? "Baiklah," ucapnya pasrah dan tertunduk lesu. "Tolong suapi aku lagi," pintanya memohon dengan raut wajah memelas. Ajeng terdiam sejenak seperti sedang berpikir. Tapi tidak lama kemudian ia duduk kembali di samping Sultan, lalu mulai menyuapi Sultan kembali dengan tangannya. Sejenak mereka berdua hanya diam dan tidak ada yang bersuara sama sekali, sebelum Ajeng membuka pembicaraan untuk memecah keheningan diantara dirinya dan Sultan. "Hari ini pulang jam berapa?" tanya Ajeng deng