Sesuai kata Yudha—kalau dia akan ubah malam melelahkan mereka menjadi malam spesial yang tidak terlupa oleh keduanya, Sonya dibuat putus asa. Dokter muda dengan garis wajah menawan bagai lukisan itu begitu pandai memanjakan lawan mainnya. Segala daya upaya dia lakukan demi membuat perawat cantik dalam buayan bahagia. "Enak?" tanya si tampan, mengelus pipi Sonya secara sensual. "Coba bilang, suka atau enggak dimanja gini? Dari tadi diem melulu, sunyi banget gak ada suaranya." Sonya masihlah bungkam, membuat elusan yang semula biasa saja perlahan berubah lebih intens. Yudha dengan berani menurunkan jemarinya demi mengusap permukaan kenyal berwarna delima. Ditekannya bibir yang selalu menjadi candunya itu, kemudian memajukan miliknya untuk kemudian dikulum rakus. Lebih heboh—lebih menunt