Keheningan yang Menyesakkan.

1061 Kata

Langit sore terlihat kelabu saat Arafah melangkah pulang dengan hati yang hancur. Jalanan yang biasa terasa hangat kini terasa dingin, seolah angin senja ikut menyerap segala kewarasan yang tersisa dalam dirinya. Setiap langkah kini terasa lebih berat. Kata-kata Aisyah—Ibu mertuanya—terus terngiang di kepala Arafah, berputar seperti jarum yang menusuk langsung ke dalam jantungnya. "Aku akan bersedia menerimamu sebagai menantu asal kau mengizinkan Bima menikah kembali dengan Kirana." Arafah menelan ludah, berusaha mengusir perasaan nyeri yang menggumpal di dadanya. Dalam hati, Arafah menjerit pedih. Dia sudah mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanya ujian, bahwa dia harus kuat. Tapi bagaimana dia bisa tetap kuat ketika yang menolaknya adalah ibu dari pria yang sangat dia cintai?

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN