Nama yang tidak Pernah Hilang.

1133 Kata

"Kamu tahu sejak awal bagaimana semua ini akan berjalan, Kirana," seloroh Bima menohok. Begitu singkat, tapi cukup untuk menghancurkan sedikit harapan yang tersisa dalam diri Kirana. "Apa saya salah?" tandas pria itu kembali melanjutkan, bersamaan dengan kilat mata tajam khasnya dan dua tangan bersedekap di d**a. "Kamu tahu benar hasil akhir dari keputusan yang dipaksakan, tapi kamu tetap menyanggupinya, kamu bersikeras melakukannya." Kemudian, tanpa menunggu balasan, Bima melangkah pergi, masuk ke kamar dan menutup pintu tanpa suara. Namun Kirana tidak menyerah, teriakannya kembali terdengar—kali ini, lebih keras dan penuh emosi. "Lalu kenapa kamu menikahiku kalau kamu bahkan tidak mau menganggapku ada, Bima?" geram wanita itu menggebu–gebu. Bima mengurungkan niat beristirahat di kama

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN