Yang Tumbuh dari Luka.

1256 Kata

Sejak kabar hadirnya kehidupan baru di rahim Arafah pertama kali dia ketahui, Istanbul seolah berubah menjadi sunyi. Suara angin yang berhembus di luar terdengar seperti bisikan–bisikan samar yang menyesakkan d**a. Musim gugur yang harusnya memesona tidak lebih dari sekadar musim–musim biasa. Perempuan yang baru berpisah dengan suaminya karena desakan takdir itu duduk di lantai kamar, punggungnya bersandar pada tempat tidur, tubuhnya masih bergetar setelah isakan panjang yang baru saja dia keluarkan. Matanya sembab, wajahnya basah oleh air mata. Tidak jauh darinya, alat uji kehamilan yang baru digunakan masih tergeletak di atas meja. Dua garis yang tertera di sana terasa seperti tanda takdir yang begitu kuat, begitu tidak terbantahkan. Tangan Arafah perlahan bergerak menyentuh perutnya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN