Suara dentingan sendok dan garpu terdengar halus, mengisi keheningan di meja makan. Bima duduk diam, mengaduk-aduk makanannya dengan gerakan pelan, tanpa benar-benar berniat menyuapkannya ke mulut. Tidak biasanya Bima begini, karena tidak pernah sekalipun dia tidak berselera dengan masakan Ibundanya. Terlebih lagi, Bima memang lapar setelah rapat panjang. Tapi entah kenapa, suasana makan malam ini membuat selera Bima hilang. Di hadapannya, Kirana duduk dengan postur anggun. Gadis itu sesekali melirik ke arahnya, seperti ingin mengajaknya bicara. Tapi setiap kali tatapan mereka hampir bertemu, Bima langsung mengalihkan pandangan, berpura-pura sibuk dengan piringnya. Sementara itu, ibunya, Aisyah, tampak sumringah. "Padahal kita sama–sama enggak tau kalau Bima mau pulang. Sungguh sebua