Via memandang intens pemuda di depannya ini, tanpa persetujuannya orang ini nyelonong duduk di meja nya membuat Via mendesis emosi. "Maaf ya Tuan, tapi saya ada urusan!" Ujar Via tajam memicing kearah pemuda asing itu. Dengan tubuh seperti hendak berdiri dari tempatnya. Pemuda ber jas hitam itu mengangkat wajah, memandang tenang Via. "Silahkan kalau mau pergi, nanti saya susul kemanapun kamu pergi." Katanya santai. Via melotot lebar, dengan tangan mengepal erat. "Apasih mau Anda? Saya tidak ada urusan sama Anda!" Todongnya menunjuk lantang, Via bahkan tak gentar pada beberapa pengawal orang itu. Orang didepan Via itu menyilangkan kakinya bak seorang Bos, lalu mengukir senyum yang sangat menyebalkan. Kedua tangannya mengetuk meja dengan ritme teratur. "Wah ... padahal semua gadis pasti