Bram memikirkan rencana bagaimana caranya agar dia bisa bertemu Havi. Dia tidak puas hanya dengan melihat putranya dari kejauhan. Dia juga ingin memeluk dan mencium Havi. Dia cemburu pada Bari. Dia iri karena malah Bari, lelaki yang tidak punya hubungan darah dengan Havi yang bisa menggendong, memeluk, mencium dan bermain bersama Havi. Bram duduk menyandar di kursi sebuah kedai kopi yang ada di kota terdekat dari Dusun Sundoro. Dia sudah membuat janji akan bertemu seseorang yang dia kira bisa membantunya untuk bertemu Havi. Tapi sudah lewat sepuluh menit dari waktu yang dijanjikan, orang itu belum juga datang. Bram mengirim pesan dari gawai yang dia beli mendadak seharga dua jutaan saja. Tidak perlu berlogo apel yang tergigit sedikit, tidak penting merk baginya, sekarang yang penting se