Raut wajah Rendra masih terlihat ditekuk. Dia masih mendiami istrinya, meski Elin sudah merayunya, mengajak bercanda, Rendra masih tetap saja diam dan ngambek dengan istrinya. Elin juga baru pernah melihat suaminya cemburu sampai segitunya. Baru kali ini Elin melihat suaminya cemburu karena teman laki-lakinya. Padahal setiap Elin kumpul dengan temannya dan ada teman laki-lakinya, baik itu teman lama, teman guru, dan lainnya, Rendra tidak begitu peduli dan tidak pernah cemburu. “Lucu sekali kamu, Mas. Apa yang kamu cemburui dari Athar sih?” Elin duduk dengan kesal di sebelah Rendra yang masih ngambek, seperti anak kecil yang belum keturutan meminta sesuatu. “Dia belum menikah, teman laki-laki kamu lainnya kan sudah menikah semua, Lin! Sudah belum menikah sendiri, lihat kamunya seperti it