Mendengar kabar tiba-tiba itu membuatku syok. Padahal baru kemarin aku bertandang kerumah Joes dan Mamanya masih terlihat baik-baik saja. Meski aku pahami bahwa setiap manusia tak akan ada yang tahu kapan mau akan menjemput. Saat di pemakaman, ada sesuatu yang ganjil terlihat, dimana Kamelia tak ada di sana. Tentunya sebagai orang yang amat dekat dengan keluarga Joes sudah pasti seharusnya berada di sana pada saat momentum seperti ini. Setidaknya untuk menguatkan mereka. Toh, meski begitu aku senang jika Kamelia tak hadir. Buktinya, aku bisa memiliki waktu untuk menenangkan Joes dan mencari-cari kebaikan yang dapat merubah stigma atas diriku. Tetapi nyatanya semua berhasil, Joes mungkin merasa selama ini bersalah terhadapku atas sikapnya dan mamanya. Permintaan maaf itu tentu ku terim