Empat mata (KAMELIA POV)

1403 Kata

Saat semua orang pergi, hanya aku dengan tuan itu yang berada di ruangan ini. Kami terdiam, dan merasa canggung satu sama lain. Mr. Brayen berulang kali mengetuk meja nakas di samping ranjang, sedangkan aku menatap langit rumah sakit dengan berkedip sesekali. Aku tahu sebenarnya pria itu enggan menemaniku di kamar ini jika Mama dan Papa tak memaksanya. Aku juga paham bahwa perasaanya saat ini masih benar-benar merasa kecewa. Lalu apa yang dapat kulakukan selain menjelaskan yang sebenarnya? Aku juga tak bisa membuktikan apa-apa juga tak mengetahui siapa yang menyebarluaskan dan menambah-nambahi itu semua hingga menjadi rumit seperti ini. Sampai saat ini aku masih bingung, apa alasan Mr. yakin bahwa anak yang ku kandung bukanlah darah dagingnya. Padahal hanya kepada pria itu aku memberika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN