Namun Citra hanya terdiam, ia mengamatiku tanpa kedip sedang aku tengah menatapnya menunggu sepatah dua patah kata dari bibirnya. Alasan mengapa aku berani mengungkapkan rasa kasihku karena hatiku sudah mantap memilih Citra, gadis yang selama ini ku tolak ternyata mencintaiku dengan tulus. Ia tak pernah membuatku kecewa bahkan ada di saat aku terpuruk. Citra akan ku jadikan teman suka dan duka, pengganti Mama yang selalu ada untukku. Tetapi yang menjadi masalah adalah, maukah Citra menerima ungkapan cintaku? Atau justru ia berubah pikiran? Tentu saja aku di buat penasaran, karena ia yang tak kunjung bersuara. "Bagaimana Citra?" "Joes, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Bukannya menjawab Citra justru mengalihkan topik pembicaraan. Aku tak mungkin memaksanya. "Ya, katakan saja apa y

