Kamelia terus terisak dalam ketakutan, aku paham benar apa yang ia rasakan saat ini. Rasa traumatik itu pasti bertambah, Kamelia yang baru saja pulih dari rasa sedihnya kini sakit lagi. Sebenarnya aku tak tega melihatnya yang seperti ini akan tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Sejak dulu, saat mereka dekat aku sudah sangat mewanti-wanti Kamelia untuk tak dekat dengan Gran. Cukup paham karena Kamelia adalah bocah lugu dan belum mampu membedakan mana pria baik dan nakal. Namun aku cukup bersyukur Kamelia tak dapat dilukai oleh pria itu. Yang membuatku kecewa adalah, gadis ini yang mengikuti kata hatinya sendiri. Maksudku, oke tak masalah karena itu pilihannya akan tetapi seharunya ia menghargai ku yang begitu peduli. Sekarang semuanya sudah terlambat, Kamelia hanya perlu memperbaiki di