Sebastian akhirnya mengibaskan tangannya, memberi tanda pada Ardian untuk pergi. Ia hanya ingin bicara berdua dengan Valenia saja. “Apa sebenarnya yang kamu inginkan? Apa kamu berniat menghancurkan perusahaan peninggalan ibuku?” tanya Valenia langsung pada intinya. “Sejak kapan kamu tahu aku CEO Pratama? Apa Amelia juga tahu?” Sebastian justru membicarakan hal lain. “Itu tidak penting. Kamu saja tidak mau memberitahu Amelia, buat apa aku yang memberitahu. Aku sibuk, tidak punya waktu mengurus urusan kalian,” sahut Valenia dingin. “Jawab saja pertanyaanku. Mengapa kamu mengincar perusahaanku?” Valenia menatap Sebastian geram. “Bagaimana kalau aku katakan aku memang menginginkan perusahaanmu?” Sebastian balik bertanya. “Kalau kamu bersedia, aku akan membeli dengan harga lebih tinggi se

