Amelia yang sudah hampir putus asa tiba-tiba berdiri begitu melihat sosok Sebastian keluar dari lift. Rasa lega bercampur harapan membuat langkahnya spontan maju, tanpa peduli tatapan para staf yang terkejut melihatnya bergerak mendekati rombongan eksekutif itu. “Kak Bastian!” panggil Amelia lantang, suaranya sedikit bergetar. Rombongan berhenti sejenak. Beberapa staf saling pandang dengan bingung, sementara Sebastian mendongak perlahan, menatap sumber suara itu. Sorot matanya sejenak membeku ketika melihat Amelia, wanita yang baru saja menjadi bahan pembicaraannya dengan Ardian, wanita yang sudah membuat luka di hatinya. Amelia mendekat dengan tergesa, matanya berkaca-kaca. “Aku… aku tidak tahu harus ke mana lagi. Tolong bantu aku, Kak. Aku butuh bicara dengan CEO Pratama. Aku yakin h

