Pagi itu langit Australia tampak cerah, namun hati Valenia terasa berat. Dengan kacamata hitam dan syal yang menutupi sebagian wajahnya, ia melangkah cepat ke mobil yang sudah disiapkan Celine.
“Sudah siap, Nona Valen?” tanya Celine hati-hati.
Valenia hanya mengangguk pelan. “Ayo berangkat. Aku ingin segera tahu kepastiannya.”
Perjalanan menuju rumah sakit berlangsung dalam diam. Valenia hanya menatap keluar jendela, pikirannya bercampur antara cemas dan pasrah. Sementara Celine sesekali melirik majikannya, memastikan wanita itu baik-baik saja.
Sesampainya di rumah sakit, mereka memilih jalur paling sepi agar tidak terlalu menarik perhatian dan proses pemeriksaan lebih cepat. Celine yang lebih dulu menghampiri resepsionis, mengurus administrasi dengan cekatan.
Tidak lama kemudian, Val
