"Haidar ada?" Edo mendongak, dia menghela nafas. "Ada Pak." "Kalau gitu saya masuk." "Biasanya juga Bapak nyelonong gitu aja nggak pernah permisi sama saya." Ujar Edo dengan kembali menatap komputernya. Rafael yang mendengar itu tidak menggubrisnya, dia langsung pergi meninggalkan Edo. Rafael tidak peduli dengan kata-kata Edo yang menyindirnya terang-terangan. Rafael tahu Edo tidak menyukainya tapi itu terserah, karena dia hanya membutuhkan Haidar untuk saat ini. Rafael masuk ke dalam ruangan Haidar dan seperti biasa pria itu sibuk dengan berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Memang setelah Rafael mencurahkan hatinya melalui drama orang lain, dia berpikir dengan kata-kata Haidar. "Ada apa Raf?" Tanya Haidar. Rafael mendekat menarik kursi lalu duduk di hadapan Haidar. "Aku