Bingung memahami keadaannya, Satria memilih pergi ke club bersama dua rekan kerjanya. Tujuannya pergi ke tempat itu hanyalah satu, ingin melupakan beban hidupnya untuk sementara saja, sebelum semuanya berakhir. Kini, sudah tiga jam Satria duduk di sofa hitam itu. Perutnya sudah menampung enam botol wine bersama teman-temannya. Beberapa kali, w*************a menghampirinya dan memberi sedikit godaan, tetapi Satria tidak merespon. Ia tetap duduk tanpa membalas belaian tangan si-penggoda. “Pak, apa sebaiknya kita pulang saja?” ujar Luis, salah teman kerjanya yang Satria bawa. Ucapan Luis diangguki oleh Angga. Dalam keadaan mabuk, Satria menggeleng sambil meneguk wine dari gelasnya. “Kalian pulang saja.” gumamnya. Luis dan Angga tampak saling tatap. Keduanya tidak tega jika meningga