Part 100. Kehancuran yang Ada di Depan Mata

1730 Kata

Tiba di rumah, Shaba dikejutkan oleh keberadaan sang istri yang menunggunya di ruang tamu. Padalah hari sudah larut. Jarum pendek nyaris menyentuh angka sebelas malam. Wanita itu segera berdiri begitu pintu terbuka, dan sosok yang ia tunggu muncul. Dengan tampilan berantakan, dan wajah kusut seperti hari-hari sebelumnya. Miris. Tiap kali Alin melihat sang suami, satu kata itu yang terbersit dalam benak. Melangkah mendekati sang suami, untuk mengambil tas kerja dari tangan pria tersebut. “Kenapa belum tidur?” tanya Shaba, menatap sendu sang istri. Bayangan hidup sulit tak bisa Shaba tepis, setelah apa yang terjadi dengan perusahaannya. Rasanya menyesakkan. Alin tidak akan sanggup menanggung. Batin Shaba menangis. “Aku menunggu suamiku pulang,” sahut Alin, yang kemudian mengapit sebelah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN