Mungkin, jika saat ini sang Ibu masih ada, wanita yang sudah melahirkannya tersebut, akan meminta Janu untuk melembutkan hati. Memaafkan orang-orang yang sudah menyakitinya. Sang Ibu akan mengatakan, biarkan Tuhan yang membalas. Kita hanya manusia yang juga penuh dosa. Bukan Janu tidak sadar, bahwa dirinya pun melakukan banyak kesalahan selama hidup—hingga tiga puluh tahun. Namun hatinya masih belum bisa memaafkan orang yang sudah berkali-kali menyakitinya. Apalagi menghancurkan hidup Ibunya. Jadi, Janu meminta maaf dalam hati—pada sang Ibu, yang mungkin saat ini sedang mengawasi dirinya dari tempat wanita itu berada. “Silahkan duduk.” Janu masih bersikap baik—hanya karena yang berdiri di dekatnya adalah seorang wanita. Pemilik surga bagi anak-anaknya. Namun, bukan surganya tentu saja.