Part 119. Maju Satu Langkah Lagi

1839 Kata

Alin meremas bagian bawah tas kulit yang dipeluknya. Wanita itu masih berdiri di depan sebuah loket, dengan seorang wanita muda di balik meja yang sedang menulis sebuah kwitansi. Akhirnya, Alin memutuskan menjual perhiasan yang semula ia gadaikan. Berpikir suatu saat akan bisa mengambilnya kembali. Sayang, harapan itu sepertinya tidak akan bisa terwujud, saat kondiri sang suami masih belum memiliki kemajuan. Entah mengapa dia kadang merasa sang suami seperti kehilangan semangat juang. Pria yang sudah menikahinya tersebut—seolah tidak menginginkan kesembuhan. Membuat Alin ingin marah, tapi tidak tega. Alin menginginkan Shaba kembali sehat seperti sedia kala—secepatnya. Ia sungguh tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, setelah tidak lagi memiliki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN